SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Erick Thohir. (Antara-Muhammad Iqbal)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menutup 74 anak dan cucu usaha perusahaan pelat merah. Usaha yang ditutup itu adalah turunan dari PT Pertamina (Persero), PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN, dan PT Telkom Indonesia.

Selain itu, Kementerian BUMN juga melakukan sejumlah penggabungan BUMN, di antaranya PT Perikanan Nusantara (Persero) degan Perum Perikanan Indonesia. Lalu, BGR Logistics dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), serta Energy Management Indonesia yang dimasukkan ke PT PLN (Persero).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pemangkasan bertujuan untuk mendorong terjadinya efisiensi dan konsolidasi di tubuh BUMN. Sehingga, kinerja perusahaan pelat merah lebih maksimal. Langkah ini juga disebut mampu menciptakan holding-holding BUMN yang kuat menghadapi persaingan pasar.

“Terlalu banyak shell-shell company yang tidak efisien dan tidak efektif. Jadi buat apa kita punya, kan kadang-kadang begini, holding nya sehat tapi dibuatlah anak cucu yang menyedot daripada keuntungan daripada holdingnya. Nah ini yang harus kita bongkar dan stop dan kurangi,” katanya kepada wartawan di gedung Kementerian BUMN, Rabu (1/12/2021).

Baca juga: Inflasi November 0,37 Persen Disumbang 3 Kelompok Pengeluaran Ini

Erick memerinci jumlah yang dipangkas dari tiga perusahaan besar. Diantaranya, 26 perusahaan dari Pertamina, 24 perusahaan dari PTPN Group, serta 13 perusahaan dari Telkom. Erick menegaskan inefisiensi dalam perusahaan BUMN tak boleh terjadi, karena sebagai lokomotif keuangan ekonomi BUMN harus kuat dan sehat.

“Terus selama tidak ada efisiensi kita harus lakukan. ini baru 74 [perusahaan], kita akan terus. Ini tadi saya jabarkan yang diingat saya ya, itu di Telkom di Pertamina di PTPN. Pasti di banyak lainnya masih ada hal-hal yang tidak efisien, kita harus lakukan itu,” katanya.

Penggabungan Perusahaan Negara

Selain membubarkan 74 perusahaan turunan BUMN, Menteri Erick juga melakukan penggabungan di sejumlah perusahaan negara. Ia menilai perusahaan dengan tujuan yang sama lebih baik untuk digabungkan.

Baca juga: Putusan MK Soal UU Cipta Kerja Tak Berdampak Pada Investasi 2021 Tapi..

Sebagai contoh perusahaan di sektor perikanan, PT Perikanan Nusantara (Persero) dengan Perum Perikanan Indonesia. Lalu, BGR Logistics dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Selanjutnya Energy Management Indonesia yang dimasukkan ke PT PLN (Persero) dalam rangka pengembangan Energi Baru Terbarukan.

“Nah oke, kalau tugasnya konteks jadi refocusing oke tapi jangan ini overlapping kerjaan satu dan lainnya. dan akhirnya selalu menjadi dispute. Kalau sekarang Energy Management Indonesia fokus kepada audit daripada energi terbarukan yang ada di PLN, nah cocok gitu kan. Hal-hal ini kita terus coba sinergikan, kita lakukan,” terangnya.

Kemudian, perubahan bisnis model yang dilakukan dalam rangka efisiensi adalah dengan refocusing BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi (tel-co). Saat ini, Telkom memfokuskan model bisnis dalam bentuk B To B, sedangkan Telkomsel dalam bentuk B to C.

“Terbukti, sekarang Telkom valuasinya, market cap-nya terus naik 6 bulan terakhir menjadi Rp411 triliun, ini sejarah buat Telkom. Sekarang market cap-nya ketika industri tel-co dipertanyakan itu sunset, tetapi Telkom bisa tetap mendapatkan pertumbuhan revenue 6,1 persen yaitu kurang lebih Rp106 triliun sehingga dibandingkan perusahaan-perusahaan tel-co lainnya, Telkom sekarang tetap tumbuh,”  jelas Erick dilansir liputan6.com.

Baca juga: Masih Pandemi, Kunjungan Wisman ke RI Naik Tapi Tak Signifikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya