SOLOPOS.COM - Bripda Nesti saat ditangkap Mei 2019. (Detik.com- Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA - Polwan berinisial Bripda Nesti Ode Samili, 23, yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror di Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu, kuat diduga terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara Densus 88, Nesti diketahui membangun jaringan teroris JAD secara aktif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Pertama hasil pemeriksaannya, yang bersangkutan terpaparnya sudah begitu mendalam. Itu ditandai yang bersangkutan aktif terafiliasi dengan jaringan JAD," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Rabu (9/10/2019).

Dua kali Bripda Nesti ditangkap oleh korpsnya sendiri karena dugaan terpapar paham radikalisme.

Terakhir, Kamis 26 September lalu, Densus 88 Antiteror menangkap Nesti di Yogyakarta, DIY. Versi lain menyebutkan Nesti ditangkap Rabu (2/10/2019) di Surakarta, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Mei lalu, Densus 88 menangkapnya di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Alasan penangkapan antara lain juga karena dia meninggalkan tugasnya di Polda Maluku Utara, Ternate, tanpa izin. Bahkan dia menggunakan identitas palsu.

Setelah itu Polda Jatim mengirim si polwan ke Polda Malut "untuk dibina". Ternyata dia tetap berhubungan dengan kelompok teroris.

Kabag Penum Biro Penmas Divisi humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di, Jakarta, Rabu (9/10/2019), di Jakarta, menyatakan, "terpaparnya sudah begitu dalam, ditandai dengan yang bersangkutan aktif terafiliasi dengan JAD."

Dua hari sebelumnya, Asep mengatakan, "Sedang didalami apa dia memaparkan ke anggota yang lain."

Menurut polisi, dari hasil pemeriksaan, entah di mana, dapat disimpulkan bahwa Nesti tertulari radikalisme dari media sosial.

Adapun penangkapan terakhir, entah di Yogya, entah di Solo, itu terjadi setelah Densus 88 mencokok Wawan Wicaksono, terduga teroris, di Salatiga, Jateng.

Polri masih melakukan pemeriksaan internal, dan nantinya Komisi Etik akan menyidangkan. Jika terbukti terpapar radikalisme secara mendalam, komisi akan merekomendasikan pemberhentian Nesti dengan tidak hormat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya