SOLOPOS.COM - Briptu Marini. (JIBI/SOLOPOS/Ponco Suseno)

Briptu Marini. (JIBI/SOLOPOS/Ponco Suseno)

Briptu Marini, begitulah biasa Polwan murah senyum ini disapa oleh teman-teman kerjanya. Anggota yang periang ini selalu teringat kenangan di masa kecil tatkala sedang bertugas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Maklum saja, cita-citanya menjadi seorang Polwan bermula dari ketidaksengajaan dirinya yang sering dibantu polisi saat menyeberang jalan sewaktu sekolah dulu.  Kenangan itulah yang menginsipirasi ibu dari Salfia Nailah Calya Andini ini untuk terus bersemangat dan menikmati tugas kesehariannya.

Saat ditemui Espos di gedung Satlantas Polresta Solo, Jumat (12/8/2011), Briptu Marini baru saja rehat sejenak dari rutinitasnya sebagai petugas yang menangani pembuatan SIM. Di hadapan Espos, Briptu Marini ceplas-ceplos menceritakan perjalanan kariernya selama mengabdikan diri kepada masyarakat. Satu hal yang cukup mengesankan ketika dirinya bercerita, yakni awal mula kecintaannya terhadap polisi.

“Jadi polisi itu sebenarnya bukan cita-cita awal. Tapi, entah kenapa saat waktu kecil (SD –red), saya sering diseberangkan jalan oleh polisi. Tiba-tiba, dari sanalah saya mencintai pekerjaan ini. Hingga akhirnya, masuk menjadi polisi,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kali pertama bertugas sebagai Polwan, yakni di bagian Satsamapta Polresta Solo tahun 2006. Selanjutnya, dirinya bertugas di bagian Satlantas Polresta Solo tahun 2007. Saat bertugas di Lantas inilah, kecintaannya terhadap polisi semakin bersemi.

“Dulu, saat saya kecil sering diseberangkan polisi. Saat ini, justru saya yang menyeberangkan anak-anak kecil. Pada titik seperti ini, saya merasa menjadi orang yang sangat berguna bagi orang lain. Memang, beberapa tahun kemarin, saya banyak bertugas sebagai Polisi Sahabat Anak (PSA),” katanya.

Menginjak tahun 2008, Briptu Marini memiliki pengalaman yang luar biasa. Wanita asal Karanganyar ini tiba-tiba memperoleh Telegram Rahasia (TR) dari pucuk pimpinan Polri untuk bertugas sebagai Sekretaris Pribadi (Sepri) Kapolri. Kesempatan itu digunakan Briptu Marini untuk menimba ilmu seluas-luasnya.  “Setelah bertugas sebagai Sepri, saya kembali ke Satlantas Polresta Solo hingga sekarang. Suka-duka pastinya ada selama bertugas, tapi selama dinikmati, hal itu terasa lebih enjoy,” katanya.

Tahun 2009, Briptu Marini melepas masa lajangnya. Dia menikah dengan Brigadir Yulianto. Semenjak menikah, dirinya membiasakan diri untuk bagi-bagi waktu agar urusan keluarga dengan tugas sebagai polisi tidak bentrok. “Ya, harus bagi waktu. Tapi, tugas melayani masyarakat tetap menjadi skala prioritas. Saya sendiri berharap, polisi ke depan dapat lebih profesional dan semakin bermitra dengan masyarakat,” katanya.

Menjunjung tinggi semangat profesionalitas dalam bekerja diakui Briptu Marini menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam menjaga keamanan dan melayani masyarakat. Dengan demikian, hubungan antara polisi dan masyarakat dapat berjalan harmonis. Hal tersebut menjadi sangat penting seiring berjalannya momentum peringatan HUT Polwan tahun 2011 yang jatuh tanggal 1 September mendatang.  “Masyarakat tidak perlu takut dengan polisi. Begitu juga sebaliknya. Antara polisi dengan masyarakat harus bermitra, salah satunya menanamkan kecintaan antar sesama sejak dini,” ulasnya.

(Ponco Suseno)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya