SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengaruh pandemi Covid-19 terhadap Indonesia. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI–Badan Pusat Statisik (BPS) mengkaji dampak pandemi Covid-19 terhadap para pelaku usaha di tanah air. Kajian ini dimulai dengan pengumpulan data berbasis survei online melalui laman BPS pada periode 8-24 Oktober 2021.

Dalam surat yang diteken oleh Kepala BPS pada 6 Oktober 2021, Margo Yuwono, disebut survei ini merupakan lanjutan survei serupa yang pernah digelar sebelumnya. Survei ini menjadi sarana mendapatkan informasi kondisi kegiatan usaha terkini. Hasilnya, akan dipakai sebagai acuan penyusunan kebijakan pemerintah dalam menangani dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia usaha.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Mengingat besarnya manfaat hasil survei ini bagi pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat dalam pemulihan ekonomi nasional, kami mengimbau kepada semua pelaku usaha di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam survei ini,” tulis Margo, dalam surat tersebut.

Baca Juga: Terdampak Tol Solo-Jogja, Lahan Kas Desa di Klaten Malah Bertambah

Ia menjelaskan survei online ini hanya membutuhkan waktu 7-10 menit untuk mengisinya. Responden diminta memberikan jawaban sesuai kondisi yang sebenarnya. Sebab, kualitas hasil survei sangat ditentukan oleh akurasi jawaban yang diberikan.

Kepala BPS Boyolali, Sugita, menambahkan survei ini merupakan survei lanjutan pada Januari 2021. Pada saat itu, Kabupaten Boyolali mengumpulkan 401 responden dengan peringkat ke-2 terbanyak di Jawa Tengah.

Pada survei kali ini, jumlah responden yang masuk baru 173 orang. Ia berharap semua pelaku usaha baik mikro, kecil, menengah dan besar bisa berpartisipasi. Formulasi kebijakan yang dihasilkan dari survei ini akan kembali lagi manfaatnya kepada dunia usaha.

Baca Juga: Siap-Siap Pedagang Boleh Berjualan Lagi di Alun-Alun Wonogiri

“Kadang [masyarakat] tidak tahu ini untuk apa. Survei harga kalau tidak tahu yang benar yang rugi juga dunia usaha. Maka dalam survei ini kejujuran responden dan petugas menjadi kunci,” ujar Sugita.

Untuk meningkatkan partisipasi para pelaku usaha dalam survei tersebut, Sugita aktif menyosialisasikan survei dengan cara tepung atau berkenalan, dunung atau berkenalan dan srawung atau berkumpul. Ia membagikan informasi ajakan berpartisipasi dalam survei kepada pejabat di lingkungan Pemkab Boyolali, kepala desa, komunitas, dan lainnya.

“Jadi gethok tular atau snow balling. Mudah-mudahan sukses di Boyolali,” ujar dia.

Baca Juga: Ada Polemik Banteng Vs Celeng, DPC PDIP Klaten Adem Ayem

Ia juga menjamin kerahasiaan data para responden. Ia memastikan selama ini tidak terjadi kasus kebocoran data di BPS seperti yang sempat mencuat belakangan ini di sejumlah platform lain. Kerahasiaan data responden dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya