SOLOPOS.COM - Foto yang mencantumkan komentar terkait keluhan penggunaan BPJS Kesehatan oleh warga Jomplang RT 002/RW 009, Desa Madyocondro, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Mulyono. (Facebook-Anisah Nyayu)

BPJS Kesehatan dianggap menyengsarakan karena menggunakan hukum usaha dagang, yaitu biaya yang dikeluarkan sedikit mungkin untuk dapat hasil sebesar-besarnya.

Madiunpos.com, MADIUN — Pengguna akun Facebook Yusuf Wibisono membagikan tautan foto di grup Facebook Paguma (Paguyuban Madiun), Kamis (3/12/2015) pukul 12.27 WIB. Foto milik pengguna akun Facebook Anisah Nyayu tersebut menyuguhkan tulisan menyoal penerapan BPJS Kesehatan yang dianggap begitu menyengsarakan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kini dengan adanya dikau oh BPJS, kini aku sakit, berobat amat sengsara. Ngantre mencatat nomor jam 23.30, untuk mendapa girik nomor manual, nunggu sampai jam 07.00 pagi, dingin ngantuk itu pun harus dengan berebut berdesakan kalau-kalau untuk ditukar nomor bersar,” komentar warga Jomplang RT 002/RW 009, Desa Madyocondro, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Mulyono, tercantum di dalam foto yang dibagikan Yusuf Wibisono.

Mulyono menilai lebih nyaman menggunakan kartu Asuransi Kesehatan (Askes) ketimbang BPJS Kesehatan. Dia merasa bisa berobat dengan tentram dan tenang layaknya orang sakit yang harus dionati saat masih menggunakan kartu Askes. Menurut Mulyono, semboyan BPJS Kesehatan muluk dan mulia, tapi menyengsarakan dan mematikan karena menerapkan hukum dagang, yaitu dengan biaya yang sekecil-kecilnya atau seirit mungkin untuk mendapat hasil yang sebesar-besarnya.

“Dokternya sedikit mungkin, obatnya seminim mungkin, dengan kualitas yang semurah mungkin, sedang pasiennya ditambah sebanyak-banyaknya sehingga uang masuk sebanyak-banyaknyan, untung besarlah hasilnya,” lanjut Mulyono.

Bikin Pusing
Pantauan Madiunpos.com di Facebook, Jumat (4/12/2015) pagi, tautan foto yang memuat pernyataan Muyono tersebut disukai 48 akun Facebook dan mendapat 20 komentar. Hampir semua komentar member Paguma sepakat dengan Mulyono yang menganggap penggunaan BPJS Kesehatan begitu menyengsarakan.

Pengguna akum Facebook Omodoes Lord mengusulkan kartu BPJS Kesehatan tidak lagi dimanfaatkan masyarakat. “BPJS semoga cepat ditutup,” tulis Omodoes Lord di dalam kolom komentar.

Senada dengan Omodoes Lord, pemilik akun Facebook Widhi Astuti menilai penggunaan kartu BPJS Kesehatan bikin pusing. “Iya, bikin pusing aja. Saya pernah ngalami sakit disuruh ngurus BPJS, eh setelah surat2 lengkap ternyata pihak RS bilang klo BPJS-nya tidak bisa dipakai, terus tiap bulan bayar untuk apa?” jelas Widhi Astuti.

Lebih Baik Askes
Bukan hanya masyarakat umum, Pengguna akun Facebook Agustin Siwoyo yang mengaku menjabat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) juga menyesalkan penggunaan BPJS Kesehatan yang begitu menyengsarakan. “Saya jg PNS dulu pakai Askes masih nyaman sekarang diganti BPJS ga bs sy gunakan krn antrenya minta ampun dech…Akhirnya tak akali…kontrol ke UGD malam Minggu atau Minggu pagi di RS Soedono  pelayananya ok…bahkan hasil cek lab darag ditunggu langsung jadi,” jelas Agustin Siswoyo.

Selaras dengan Agustin Siswoyo, pemilik akun Facebook Nury Widyastuti menyampaikan lebih nyaman menggunakan kartu Askes saat berobat. “Dulu pake Askes di UGD gratis… Sekarang kalau tdk dirawat inap harus bayar dan obat jg gk dijamin sama BPJS…memang buanyak perbedaan dulu dan sekarang,” jelas Nury Widyastuti.

Sementara itu, pengguna akun Facebook Fitria Bukhori menilai Jamkesmasta Madiun lebih berguna karena tidak ditarik biaya setiap kali berobat.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya