SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bencana (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOLALI—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan mengenai dampak La Nina pada akhir tahun hingga Februari 2022. Meski singkat, La Nina memicu terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, puting beliung, hingga tanah longsor.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya mengumumkan waspada dampak La Nina menyusul ditemukan anomali di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur dengan nilai batas La Nina mencapai minus 0,61 pada dasarian I Oktober 2021. Kondisi berpotensi berkembang dan La Nina berlangsung hingga Februari 2022 dengan intensitas lemah-sedang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tahun lalu, La Nina memicu terjadi peningkatan curah hujan pada November-Januari di Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur. Hal serupa diprediksi terjadi tahun ini dengan peningkatan curah hujan 20%-70% di atas normal.

Baca Juga: Kodim dan Polres Wonogiri Pastikan Bansos PKL dan Warung Tepat Sasaran

“Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi,” tulis Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat seperti diberitakan bmkg.go.id, Senin pekan lalu.

Di Boyolali, Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Widodo, mengatakan potensi bencana hidrometeorologi di wilayahnya meliputi angin, puting beliung, tanah longsor, banjir. Tanah longsor pernah terjadi di Kelurahan Kendel, Kecamatan Kemusu. BPBD memasang alat sistem peringatan dini (EWS) tanah longsor di wilayah itu sebagai upaya mitigasi. Tanah longsor juga terjadi di jalur Selo-Cepogo.

“Mudah-mudahan berfungsi jadi bisa untuk antisipasi masyarakat. Kalau angin ada di Juwangi, Banyudono. Intinya di Boyolali timur dan utara. Banjir di Ngemplak. Tapi awal-awal ini belum biasanya,” kata Widodo, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (25/10/2021).

Baca Juga: Salurkan Bansos BTPKLW di Wonogiri, TNI-Polri Jamin Tak Ada Potongan

BPBD juga siaga dengan membuka layanan 24 jam untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana. Selain itu, BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk pemenuhan bantuan sosial dalam jangka pendek akibat bencana.

Dalam jangka panjang, tim BPBD siap menggelar treatment di lapangan. Kemudian, menindaklanjuti hasil ini dengan berkoordinasi kepada pihak terkait Apabila terjadi rumah roboh, misalnya, BPBD melaporkan hal itu kepada Dinas Perumahan agar diberikan bantuan untuk rehab rumah senilai Rp25 juta.

“Tanah longsor misalnya terjadi di wilayah sungai. Setelah treatment, kami laporkan ke lembaga terkait. Kalau kejadian di dekat Solo, kami sampaikan kepada BBWSBS [Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo],” ujar dia.

Baca Juga: Pinjol Ilegal Telan Korban di Boyolali, Kerugian Capai Rp400-an Juta

Ia juga berkoordinasi dengan pemerintah provinsi Jawa Tengah mengenai permohonan bantuan logistik apabila terjadi situasi kedaruratan di Boyolali.

 

Siaga 24 Jam

Widodo mengimbau kepada warga boyolali agar waspada menghadapi musim hujan dan dampak La Nina. Apabila menemui kejadian bencana, segera lapor kepada kelapa desa, camat, atau BPBD. BPBD siaga 24 dan menjamin bisa hadir paling lambat 2 jam untuk wilayah terjauh yakni Juwangi.

BPBD juga menyiapkan sejumlah peralatan pendukung seperti 1 truk, 2 kendaraan ranger, 4 tanki, perahu karet, gergaji mesin, backhoe dan truk pengangkut material, katrol, 4 tenda besar, 15 tenda keluarga.

Baca Juga: Covid-19 di Klaten Landai, Operasi Yustisi Tetap Digelar di Pasar

Tak hanya itu, datangnya musim hujan di Boyolali membuat BPBD mencabut status darurat kekeringan pada 31 Oktober mendatang. Meski dicabut, BPBD akan tetap mengirimkan air bersih kepada daerah-daerah yang membutuhkan.

“Secara normatif sudah [status darurat kekeringan] berakhir. Tapi kalau ada masyarakat yang butuh air, misal ada bencana, air nanti kami drop. Setelah mencabut masa darurat kekeringan, kami surati camat soal kewaspadaan musim hujan,” imbuh Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya