SOLOPOS.COM - Para siswa SMPN 21 mengkuti pawai dengan mengenakan kostum adat Jawa untuk boyongan menempati gedung baru di Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, Senin (2/1/2023). (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Para siswa SMPN 21 Solo menggelar pawai dengan berjalan kaki sejauh 1,4 kilometer (km) dengan memakai kostum adat Jawa menuju gedung baru di daerah Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, Senin pagi (2/1/2022).

Kirab mengenakan kostum itu diikuti seluruh siswa dari kelas VI sampai kelas IX. Dari pantauan Solopos.com, para siswa memadati bahu jalan menuju Pasar Gede Solo dan lalu berjalan ke arah Kelurahan Sewu. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala SMPN 21 Solo, Mulyono, mengatakan kirab atau pawai memakai kostum adat Jawa itu dalam rangka boyongan ke gedung sekolah yang baru saja selesai dibangun. 

“Kemarin gedung SMPN 21 di daerah Kampung Sewu kan dibangun total, kemudian satu tahun kami nunut di bekas SMPN 13 [Solo],” katanya ketika ditemui Solopos.com, Senin (2/1/2022). 

Ia mengatakan tahun ini gedung baru sudah selesai dibangun dan siap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. “Ini istilahnya boyongan dari tempat transit ke tempat asal,” imbuhnya.

Gedung SMPN 21 Solo tepatnya berada di Jl RE Martadinata, Kelurahan Sewu, Jebres, Solo. Pemkot Solo merobohkan dan membangun kembali gedung tersebut secara total.

“Ada program dari Pemerintah Kota Solo, untuk SMPN 21 dibangun ulang, jadi dirobohkan dan dibangun total,” imbuhnya.  Mulyono mengatakan proses pembangunannya membutuhkan waktu sampai satu tahun. 

Selama proses pembangunan itu, kegiatan belajar mengajar siswa SMPN 21 untuk sementara menempati gedung bekas SMPN 13 di Jl Arifin, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo. 

Para siswa terpaksa bergantian menggunakan kelas di lokasi sementara karena tidak cukup. “Jadi kami menggunakan sistem sif, ada yang belajar pagi, ada yang belajar siang. Kelas VII dan IX belajarnya pagi, nanti setelah selesai disambung kelas VIII,” imbuhnya.

Bagi Mulyono, momentum kepindahan ini perlu dirayakan dengan mengadakan kirab atau pawai dengan memakai kostum adat Jawa supaya meriah.

Dia ingin para siswa ikut merasakan kegembiraan sekaligus mengingat momen tersulit dalam satu tahun terakhir. Dengan kirab seperti ini, dia juga berharap seluruh warga sekolah merasakan semangat baru.

“Untuk memberikan rasa biar selalu ingat, karena pernah nunut dengan situasi yang sulit. Sehingga nanti anak-anak diharapkan kembali dengan gedung baru dan semangat baru. Momentumnya biar teringat terus,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya