SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Solopos.com, BOYOLALI -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali menargetkan pada September nanti SMP di Boyolali sudah bisa menerapkan pembelajaran tatap muka. Namun saat ini masih dikaji mengenai persyaratan yang harus dipenuhi.

Positif Covid-19, Kakek-Kakek Asal Sragen Penderita Diabetes Meninggal

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali, Darmanto, mengatakan, untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka, setidaknya ada empat hal yang harus dipenuhi. "Pertama, kami harus koordinasi dengan satuan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, mengenai kondisi wilayah tempat lembaga itu terletak. Zona yang memungkinkan kan zona hijau dan zona kuning," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (24/8/2020).

Selain itu, protokol kesehatan di sekolah terkait harus dipastikan kesiapannya. "Saat ini saya di Juwangi, salah satunya juga memantau kesiapan sekolah, bagaimana fasilitas protokol kesehatannya," lanjut dia.

Syarat ketiga adalah izin orang tua. Menurutnya syarat tersebut penting. "Izin orang tua itu mutlak. Tadi di SD 1 Juwangi, saya ketemu dengan guru kelas 2, siswanya ada 27 anak. Dari jumlah itu yang 17 mengizinkan anaknya, yang sisanya tidak. Ya harus dilayani dengan baik. Saat ini kan masih persiapan, belum eksekusi," kata dia.

Polisi  Terpapar Covid-19, Polres Grobogan Langsung Gelar Tes Swab Massal

Kemudian syarat berikutnya, untuk seolah yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka harus izin ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali.

Menurutnya ke depan, dalam penerapan kebiasaan baru, pola pembelajaran di masing-masing sekolah akan berbeda. Disesuaikan dengan kesiapan dan kondisi di masing-masing wilayahnya. "Analisanya per lembaga, disesuaikan kondisi di mana lembaga itu berada," jelas dia.

Belajar Tatap Muka

Dia menargetkan pada September 2020 nanti untuk sekolah jenjang SMP di Boyolali sudah bisa menjalankan pembelajaran tatap muka.

"Kami sepakat tanpa ada pertemuan guru dan murid secara langsung pembelajaran tidak berjalan efektif. Meskipun hanya sifatnya tutorial, semenit atau dua menit, pertemuan guru dan murid itu penting," lanjut dia.

Regulasi Pemerintah soal Covid-19 Dinilai Gagal Tangkal Dampak Pandemi, Ini Penjelasannya

Sedangkan untuk jenjang SD dan PAUD ditargetkan bisa berjalan dua bulan berikutnya.

Sementara itu untuk jenjang SMK masih menggunakan pola pembelajaran daring. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Boyolali, Suyatna, mengatakan saat ini pola pembelajaran daring masih diberlakukan sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

"Sesuai surat edaran tersebut, PJJ diperpanjang sampai tanggal 18 September 2020 dan sekolah untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka," kata dia, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya