Boyolali Punya Kuliner Hit Bubur Ayam Diobong dan Dibakar, Apa Enaknya?

Solopos.com, BOYOLALI – Kabupaten Boyolali disebut gudangnya kuliner hit. Salah satu yang wajib dicoba yakni bubur ayam bongkar yang merupakan singkatan dari diobong dan dibakar.

Kuliner sarapan unik tersebut beralamat di seberang Kantor Pos Boyolali, tepatnya di Jalan Pandanarang Nomor 49. Lapaknya selalu ramai dikunjungi. Termasuk saat Solopos.com berkunjung pada Minggu (3/7/2022) pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk menu di sini ada empat, ada bubur ayam original, bubur ayam crispy, bubur ayam bakar dan bubur ayam bongkar singkatan dari obong dan bakar. Yang best seller yang bongkar itu,” kata si pemilik bubur ayam bongkar, Ari Kusumo, 55.

Ari mengatakan perbedaan dari bubur ayam bakar dan bongkar terletak dari cara memasak dan rasanya.

Untuk bubur ayam bongkar, cara memasaknya dengan kompor dan dan dibakar dengan arang. Sedangkan, untuk bubur ayam bakar adalah bubur yang dibakar dengan kompor.

Baca Juga: Makanan Ini Paling Banyak Diburu di Pasar Boyolali saat Ramadan 2022

“Untuk cita rasanya bubur obong bakar ini ada rasa manis dan kecut. Kalau bubur bakar itu bubur ayam original yang dibakar,” terang pemilik warung bubur ayam yang dirintis mulai 2016 tersebut.

Bubur ayam unik itu dijual dengan harga Rp10.000 per porsi original. Dengan uang Rp10.000, pelanggan akan mendapatkan satu mangkuk bubur ayam, kerupuk, dan segelas teh.

Kemudian, untuk harga bubur ayam crispy, bakar, dan bongkar dibanderol dengan harga Rp13.000 per porsi. Sajiannya ditambah kerupuk dan segelas teh.

“Untuk original isinya cakue, kedelai, ayam, dan koya. Kemudian yang crispy isinya sama dengan original tapi ditambah pangsit yang jadi mangkuk. Untuk bongkar dan bakar ada jagung manis, loncang, ati, telur ayam kampung, dan ayam,” kata Ari.

Lapak bubur ayam bongkar buka setiap pagi dan sore. Untuk pagi mulai dibuka pukul 06.00 WIB sampai 09.00 WIB. Untuk sore hari, buka mulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.

Baca juga: Dagingnya Mbleber, Mi Ayam Jumbo Bu Piyati Boyolali Enak Karena Ini

Saat pagi hari, batas maksimal penjualan hanya 150 mangkok atau menghabiskan sekitar tiga kilogram beras. Untuk sore hari, penjualan berkisar 60 mangkok atau menghabiskan sekitar 1,5 kilogram beras.

“Yang sore belum bisa banyak karena baru mulai buka sejak Ramadan tahun ini. Yang sore kami juga buka melalui pembelian di aplikasi online. Kemudian kami tutup tiap Senin,” kata Ari.

Pembeli bubur ayam di warung Ari tak hanya berasal dari Boyolali. Akan tetapi juga dari luar kota. Kebanyakan adalah para pegowes dari Solo yang mampir sambil menikmati bubur ayam.

Sementara itu, salah satu pembeli asal Kiringan, Boyolali, Dian Lestari, 35, mengatakan telah berlangganan sejak dua tahun yang lalu.

“Yang lebih dulu langganan [bubur ayam] itu bapaknya anak-anak. Rasanya enak, favorit saya yang bongkar ini. Harganya juga terjangkau dan sudah dapat kerupuk dan teh. Saya langganan kalau sarapan di luar di sini,” kata dia.