SOLOPOS.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar (kiri) dalam kegiatan Hajad Dalem Malam 1 Suro atau malam tahun baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah, di Jawa Tengah, Sabtu (30/7/2022). (ANTARA/HO-BNPT)

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, memperoleh gelar kehormatan Pangeran Sentana dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono XIII atau PB XIII, menyerahkan gelar kehormatan tersebut langsung kepada Boy Rafli Amar. Berdasarkan keterangan yang diterima, Minggu (31/7/2022), PB XIII memberikan anugerah gelar kebangsawanan tersebut karena menilai Boy Rafli getol mendorong penguatan toleransi di Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami mendukung pencegahan paham-paham transnasional dengan penguatan kearifan lokal semacam ini,” kata Boy Rafli dalam keterangannya.

Ekspedisi Mudik 2024

Toleransi menjadi landasan penting agar persatuan Bangsa Indonesia terwujud. Oleh karena itu, Keraton Solo juga menilai Boy Rafli telah mengemban amanah pemerintahan secara baik.

Kepala BNPT menyandang sebutan Kanjeng Pangeran Arya Dr. Drs. Boy Rafli Amar Adinegoro, M. H. Gelar tersebut diserahkan langsung PB XIII pada kegiatan Hajad Dalem Malam 1 Suro atau malam tahun baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah, Sabtu (30/7/2022).

Baca Juga : Tinggal Segini Jumlah Kebo Bule yang Kawal Kirab 9 Pusaka Keraton Solo

Usai menerima penobatan gelar kehormatan, Boy Rafli Amar mengikuti upacara kirab pusaka sebagai rangkaian kegiatan acara malam 1 Suro. Kegiatan ini turut diikuti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Upacara Kirab malam 1 Suro merupakan tradisi Keraton Solo yang dilaksanakan pada malam 1 Muharram. Dalam tradisi ini, seluruh lapisan masyarakat turut berpartisipasi, mulai dari raja, keluarga dan kerabat raja, abdi dalem, hingga masyarakat.

“Momentum ini menjadi sarana menjalin kebersamaan dalam perpaduan tradisi Jawa dan Islam,” ucap Boy.

Kegiatan rutin tahunan ini merupakan salah satu bentuk pelestarian tradisi, budaya, dan kearifan lokal. Sekaligus, upaya menumbuhkembangkan rasa cinta masyarakat terhadap warisan budaya leluhur sehingga dapat mencegah berkembangnya paham-paham transnasional.

Baca Juga : Tak Hanya Kalangan Artis, 5 Tokoh Bangsa Ini Juga Bergelar Keraton Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya