SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tingkat keterisian kamar tidur atau BOR (bed occupancy ratio) RS rujukan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo menurun menjadi 50 persen pada pekan ini.

Kendati begitu, tingkat keterisian bed ICU masih tinggi yakni sekitar 70 persen. Satgas Covid-19 Sukoharjo mencatat kasus aktif positif corona saat ini didominasi pasien yang menjalani isolasi mandiri (isoman).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Merujuk data terakhir kasus corona aktif di Sukoharjo masih 756 kasus berdasarkan update per 21 Agustus. Dari jumlah tersebut, kasus aktif didominasi warga yang isoman sebanyak 573 kasus dan 145 warga lainnya rawat inap di rumah sakit.

Baca Juga: Antisipasi Krisis Air Bersih, Warga Daerah Rawan di Sukoharjo Didorong Tanam Pohon Beringin

Hanya 38 warga positif Covid-19 yang menjalani karantina di tempat isolasi terpusat. Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan BOR isolasi RS rujukan Covid-19 saat ini menurun, tinggal 50%.

Namun untuk ICU masih tinggi yakni sekitar 70%. “Dalam beberapa waktu terakhir untuk BOR rumah sakit rujukan corona mengalami penurunan,” kata Yunia, Senin (23/8/2021).

Kondisi ini menunjukkan meski kasus positif corona belum melandai. Namun persebaran virus bisa dikatakan terkendali.

Baca Juga: Realisasi Vaksin Coronavac Sukoharjo Capai 156.017 Sasaran, Masih Jauh Dari Target?

Aktivitas Ambulans Berkurang

Menurut Yunia, hal ini bisa dilihat dari berkurangnya aktivitas ambulans sejak dua pekan lalu. Kondisi sama juga terpantau dari tim pemakaman dengan prokes yang menunjukkan tren menurun.

Sebelumnya, kesibukan tim pemakaman sangat luar biasa. “Sekarang yang menjadi perhatian Satgas Sukoharjo adalah positif corona yang masuk RS rujukan Covid-19. Mereka dipastikan sudah dalam fase berat,” katanya.

Satgas Covid-19 mengaktifikan si lacak sehingga tim tracing harus lebih aktif dalam mendeteksi kasus positif corona. Upaya lain menekan penyebaran virus corona di lingkup keluarga juga dilakukan dengan pemjemputan warga positif corona untuk menjalani isolasi terpusat.

Baca Juga: KNPI Sukoharjo Bagikan 100 Paket Sembako dan Ajak Warga Taat Prokes

Isolasi terpisat itu meliputi Asrama Haji Donohudan (AHD) dan MerC RS UNS. Dengan upaya tersebut diharapkan setiap kasus positif tanpa gejala dan gejala ringan bisa diisolasi agar tidak menulari orang terdekat. Selama ini, penambahan kasus positif didominasi klaster keluarga.

Penyisiran Warga Positif Corona

“Pengiriman warga yang positif untuk menjalani isoter bukan bentuk untuk mendiskriminasi kasus, tapi melindungi. Apalagi kalau ternyata dari keluarga tersebut ada kelompok rentan, seperti lansia, komorbid, ibu hamil, balita, dan lainnya yang rentan penularan corona,” jelas Yunia.

Yunia mengatakan, penyisiran akan terus dilakukan. Hal itu juga terkait dengan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri dan juga rekomendasi Satgas Covid-19 di desa masing-masing.

Baca Juga: PHRI Sukoharjo Klaim Vaksinasi Covid-19 Pekerja Hotel dan Restoran Sudah Kelar 2 Dosis

“Yang benar, pengiriman warga ke lokasi isoter bukan sekadar mengambil pasien positif saja, tapi harus melalui assesmen oleh tenaga kesehatan dulu,” paparnya.

Untuk hal lain seperti tentang kondisi rumah dan sebagainya bisa dilakukan oleh satgas, namun secara klinisnya yang menilai nakes Puskesmas. Setelah assesmen dilakukan maka dikeluarkan surat rujukan yang menyebutkan pasien tersebut harus diisolasi terpusat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya