SOLOPOS.COM - Kondisi jembatan sasak pertama sudah dapat dilalui dengan satu jalur. Terjadi antrean karena dua jembatan lain ditutup total akibat terbawa arus sungai.(Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com Stories

Solopos.com, SUKOHARJO — Total ada tiga jembatan sasak Sukoharjo – Solo yang menjadi alternatif warga selama penutupan Jembatan Mojo dan Jembatan Jurug karena perbaikan bangunan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jembatan sasak pertama yakni jembatan yang berada di Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, menghubungkan Kelurahan Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Solo.

Jembatan sasak kedua berada di Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, yang menghubungkan Kampung Ngepung, Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo. Terakhir, yakni jembatan sasak ketiga yang berada di Desa Plumbon, Mojolaban.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat ini, kondisi jembatan sasak kedua dan ketiga ditutup total akibat diterjang arus sungai saat hujan lebat yang terjadi sepekan lalu. Jembatan sasak pertama sudah dapat dilalui sejak, Kamis (28/10/2022) lalu.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (28/10/2022), kondisi jembatan sasak kedua  ditutup total karena mengalami kerusakan cukup parah.

Baca juga: Jembatan Sasak Sukoharjo Rusak Diterjang Hujan, Perbaikan Tunggu Air Surut

Hampir tidak ada bekas jembatan yang mengapung di sepanjang sungsi Bengawan Solo, seluruh bagian jembatan yang rusak berserakan di sekitar lokasi.

Pengelola jembatan sasak kedua yang menghubungkan Mojolaban dengan Ngepung, Gajah, mengaku kerusakan tersebut terjadi sejak kenaikan air akibat hujan deras yang terjadi dalam periode waktu sepekan.

“Hari ini proses pembuatan jembatan dari awal, kemungkinan pengerjaan selama tiga hari,” kata Gajah.

Gajah mengatakan, jembatan sempat rusak karena diterjang sampah yang terbawa arus sungai. “Air naik, banyak sampah jadi kendala kerusakan. Tiang tidak mampu menahan sampah, sehingga jembatan rusak,” lanjut Gajah.

Baca juga: Debit Air Bengawan Solo Tinggi, Dua Jembatan Sasak Tak Beroperasi

Sementara, kondisi jembatan sasak di Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, yang menghubungkan dengan Kelurahan Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, dapat dilalui sejak Kamis (28/10/2022).

Hal tersebut disampaikan pengelola jembatan sasak pertama, Hala, Jumat (27/10/2022) di lokasi.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, kondisi jembatan sasak pertama sudah dapat diakses oleh pengendara. Terjadi antrean panjang Jumat (28/10/2022) pukul 12.00 WIB karena dua jembatan sasak lain sebagai jalur alternatif ditutup.

Hala mengatakan jembatan yang awalnya sempat dua jalur. Namun, kini menjadi satu jalur karena terjangan arus sungai yang membawa sampah.

Dalam waktu dekat, ia berencana membuat jembatan menjadi dua jalur kembali. “Kalau tidak dua jalur kasihan anak-anak sekolah, harus mengantre,” kata Hala.

Baca juga: Muncul Jembatan Sasak Ketiga di Plumbon Sukoharjo, Proses Dibangun Jumat Ini

Penambahan jalur menjadi dua tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan.

Sebelumnya, izin jembatan sasak cukup dilematis, yakni dilarang tapi banyak yang membutuhkan.  Forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Mojolaban tak memiliki kuasa mengizinkan maupun menutup Jembatan.

Sementara warga meminta pemerintah tak tinggal diam.

Warga menuntut jalur alternatif itu justru dibuat permanen. Berdasar pada jauhnya jarak warga meminta jembatan penghubung Sukoharjo-Solo yang lebih permanen segera dibangun.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan melalui Kapolsek Mojolaban, AKP Tarto mengatakan pihaknya tak memiliki wewenang perihal perizinan maupun pelarangan jembatan sasak.

Baca juga: Jembatan Sasak Solo-Gadingan Tetap Beroperasi, tapi Pakai Sistem Buka Tutup



“Intinya kami sampaikan secara umum saja terkait [Pemeliharaan Keamanan Ketertiban Masyarakat] Harkamtibmas. Kalau larang melarang dan izin mengizinkan kami tidak menyinggung karena tidak punya kewenangan di situ,” jelas AKP Tarto kepada Solopos.com, Kamis (20/10/2022).

Tak hanya jembatan di Mojo, Plumbon ke arah Mojo, Pasar Kliwon, jembatan sasak kedua yang menghubungkan Gadingan ke Ngepung sempat hanyut hingga struktur jembatan banyak yang hilang.

Sepekan lalu sekitar pukul 19.00 WIB di Jagang, Gadingan, Mojolaban ke arah Beton, Sewu masih ada satu jalur tetapi sebagian terendam sehingga aktivitas dihentikan. Sementara pada sekitar pukul 00.00 WIB jembatan ke arah Beton itu turut hanyut tak tersisa.

“Dari situ kami menginisiasi komunikasi dengan Forkopimcam berikut lurah Kepala Desa Plumbon dan Kepala Desa Gadingan termasuk tiga pengelola kami kumpulkan. Di antaranya mereka membuat draft pertanggungjawaban sesuai saran Forkopimcam,” jelas AKP Tarto.

Dalam draft itu mereka menyepakati perihal pengoperasian jembatan yang harus lebih waspada dengan pertimbangan cuaca sudah memasuki musim hujan. Meskipun Mojolaban tidak hujan dari Wonogiri debitnya bisa saja tinggi.

Baca juga: Jembatan Sasak Solo-Gadingan Tetap Beroperasi, tapi Pakai Sistem Buka Tutup

Termasuk jam operasionalnya hanya berlaku sampai pukul 21.00 WIB itu pun dengan catatan air tidak naik dan cuaca cerah. Selain itu harus ada lampu penerangan dan upaya keselamatan lainnya.

“Kalau hujan kami perintahkan stop karena sasaknya licin. Kami kalau melarang juga tidak mungkin yang penting jangan lalai. Harus ada bentuk pertanggungjawaban dan keselamatan. Nantinya jangan sampai saling melempar tanggungjawab jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan,” terang AKP Tarto.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo, Agus Eko Budiyono, mengatakan tak bisa melarang operasional jembatan Sasak.

Meski demikian dia tak merekomendasikan pengendara melalui jembatan itu. Sebab telah ada rekayasa lalu lintas perihal penutupan Jembatan Mojo. Hal itu juga sudah di sosialisasikan jauh sebelum penutupan jembatan.

Terpisah, warga Mojolaban, Sukoharjo Santoso mengatakan pemerintah seharusnya turut berupaya membuatkan jalur alternatif yang lebih permanen agar masyarakat tak perlu khawatir jika hujan turun.

Baca juga: Pembangunan Jembatan Sasak Ketiga di Plumbon Sukoharjo Berlanjut

Mengingat jalur alternatif cukup jauh sehingga mereka memilih mengambil risiko melewati jembatan sesek.

“Kalau memutar kejauhan waktunya habis di jalan. Kalau hujan seperti ini jembatan sesek juga tidak bisa dilewati. Pemerintah barangkali mau mebuatkan jembatan yang lebih permanen biar kaki tidak khawatir kalau hujan mau lewat mana,” terang Santoso saat di temui di kawasan Mojolaban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya