SOLOPOS.COM - Agus Sujatno, terduga bomber Mapolsek Astanaanyar, Bandung. (Istimewa)

Solopos.com, BANDUNG — Istri Agus Sujanto, 34, terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) pagi, menangis saat mendapati foto jasad suaminya.

Berdasarkan video yang diterima Solopos.com, Agus Sujatno memang tewas seketika dalam kondisi tubuh terpisah menjadi tiga bagian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bom yang diledakkan Agus juga membuat seorang anggota Polsek Astanaanyar, Aipda Sofyan meninggal dunia akibat luka parah di leher.

Selain itu 10 polisi dan seorang warga sipil juga menderita luka-luka akibat terkena serpihan paku dari bom yang diledakkan Agus Sujatno.

Baca Juga: Pahlawan, Aiptu Sofyan Selamatkan Rekan dari Bom Bunuh Diri di Mapolsek

Berdasarkan keterangan saksi, setelah turun dari sepeda motor Agus Sujatno yang terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) berjalan masuk ke Mapolsek Astanaanyar pada Rabu pagi.

Ketika itu sejumlah anggota polisi tengah melakukan apel pagi.

Melihat gelagat mencurigakan, Aipda Sofyan yang berada dekat dengan pagar Mapolsek mencoba menghalau Agus.

Baca Juga: Tangis Istri Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri Bandung saat Lihat Foto Jasad Suami

Agus sempat mengacungkan pisau. Sofyan menahan Agus agar tidak mendekati personel yang sedang apel tetapi di saat itu bom meletus hingga melukai leher Sofyan.

Asap pekat pun menyelimuti Kantor Polsek Astanaanyar.

Saksi menyebut Sofyan sempat berjalan ke luar Kantor Polsek Astanaanyar sambil memegang lehernya sedangkan pelaku bom bunuh diri tewas seketika di lokasi kejadian.

Baca Juga: Pengamat Sebut Motif Pelaku Bom Bunuh Diri Mapolsek Astanaanyar Dendam Pribadi

Seketika situasi di sekitar Polsek Astanaanyar sempat genting. Suara dentuman dari ledakan itu terdengar cukup keras hingga warga sekitar keluar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Selain pelaku dan Aipda Sofyan, ada pula warga bernama Nur Hasanah yang menjadi korban ledakan. Saat itu Nur Hasanah sedang melintas di depan Polsek Astanaanyar, tepat saat bom meledak.

Aipda Sofyan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Immanuel dalam kondisi terluka namun nyawanya tidak terselamatkan.

Baca Juga: Terduga Teroris Marak Ditangkap di Sukoharjo, Bupati: Awasi Warga Pendatang!

Anggota bhabinkamtibmas itu mengembuskan nafas terakhir sekitar pukul 10.00 WIB. Kapolri Jenderali Listyo Sigit Prabowo menganugerahi kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Aiptu Anumerta.

Sementara itu, tetangga kos Agus Sujatno di Desa Siwal, Baki, Sukoharjo bernama Endang mengatakan istri Agus sempat menangis di depan kamar indekosnya pada Rabu pagi.

Endang yang mengetahui hal itu lantas menghampirinya untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: Pascakasus Bom Bunuh Diri di Bandung, Polres Sragen Giatkan Lagi Razia

Saat ditanya, Endang hanya diperlihatkan foto melalui layar gawai yang menunjukkan adanya pria yang terbaring bersimbah darah.

Dilihatin fotonya Mas AS, saya bengok [teriak] astagfirullahaladzim ya Allah. Semoga Mas AS selamat ya Mbak. Terus itu dia bilang sudah tidak ada [meninggal dunia], saya teriak innalillahiwainnailaihirojiun,” ujar Endang saat ditemui wartawan di depan indekosnya di Baki, Sukoharjo, Rabu siang.

Endang tak mengetahui pasti penyebab Agus meninggal. Dia mengira Agus mengalami kecelakaan lalu lintas.



Baca Juga: Jadi Korban Bom Bunuh Diri di Mapolsek, Aiptu Sofyan Dimakamkan Rabu Sore

Tak lama kemudian, ada orang datang menggunakan mobil.

Tetangga lain yang enggan disebut namanya mengatakan istri AS telah dibawa beberapa temannya. Sementara Ketua RT setempat dibawa ke Mapolsek Baki untuk dimintai keterangan polisi.

Endang menuturkan Agus dan istrinya sudah menyewa kamar di sana sekitar 1,5 tahun terakhir.

Baca Juga: Pengamat: Jaringan Teroris Masih Aktif, Pemenjaraan Lahirkan Teroris Baru

Selama menempati rumah indekos itu, pasangan suami istri (pasutri) itu dikenal sosok yang pendiam dan cenderung tertutup.

“Kalau pas di sini, kenalannya sebagai pasutri baru. Duda dapat janda katanya. Sama-sama punya gawan anak satu, jadi anaknya dua. Tapi anaknya yang satu katanya dipondokkan [belajar di pesantren], tapi saya tidak tau mondok di mana,” kata dia saat ditemui di indekosnya.

Saat datang, AS dikenal sebagai tukang parkir. Dia menuturkan AS sempat ingin berjualan kue pukis namun modalnya tidak cukup.

Baca Juga: Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri Bandung Mantan Napi Teroris di LP Nusakambangan

Dia kemudian sering bolak-balik keluar kota. Namun, aktivitasnya di luar rumah tidak diketahui oleh tetangga, karena AS dan keluarganya dikenal tertutup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya