SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

OLAH TKP--Sejumlah petugas Labfor Mabes Polri Cabang Semarang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) peledakan bom rakitan di persawahan Desa Sindon, Ngemplak, Rabu (14/9/2011), yang dilakukan Ibnu Aziz Rifai, 20, warga Dukuh Pilangsari, Desa Potronayan, Nogosari, Rabu (31/8/2011) lalu. (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)

Boyolali (Solopos.com)–Warga Desa Potronayan, Kecamatan Nogosari, dikagetkan dengan adanya aksi peledakan bom rakitan yang dibuat Ibnu Aziz Rifai, 20, warga Dukuh Pilangsari RT 5/1, Desa Potronayan, Nogosari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Aksi peledakan itu sebetulnya dilakukan Rabu (31/8/2011) lalu, seusai Salat Idul Fitri dan baru diketahui setelah hampir dua pekan.

Informasi yang dihimpun Espos, di lokasi, Rabu (14/9), menyebutkan bom rakitan tersebut dibuat dari elpiji 3 kg yang telah dimodifikasi dengan mengganti pipa elpiji dengan keran khusus dan diisi berbagai bahan, antara lain pupuk urea, gula pasir, serbuk belerang dan serbuk besi.

Ekspedisi Mudik 2024

Seluruh bahan itu dimasukkan ke dalam elpiji, kemudian dirakit dengan rangkaian kabel untuk dihubungkan dengan baterei handphone (HP). Kemudian diatur dengan menghubungi nomor di HP tersebut dan meledak.

Peledakan itu dilakukan di tengah ladang persawahan di Desa Sindon, Kecamatan Ngemplak, yang berbatasan dengan Desa Potronayan atau berjarak sekitar 500 meter dari rumah Ibnu.

Kades Potronayan, Sugeng, menuturkan pihaknya baru mengetahui salah satu warganya merakit bom tersebut setelah mendapat laporan dari salah seorang warganya.

“Hari ini (kemarin-red) saya baru dapat informasi terkait hal itu. Kemudian saya mendatangi Ibnu untuk meminta agar tidak pergi ke luar rumah,” ujarnya kepada wartawan, Rabu.

Sugeng menuturkan dari keterangan yang diperoleh dari Ibnu, aksi itu dilakukan Ibnu setelah melakukan chatting di jejaring sosial Facebook dengan seseorang yang bernama AJ, warga Makassar.

“Dari hasil obrolan itu, Ibnu dipandu untuk merangkai bom dan ternyata benar-benar diledakkan di tengah persawahan,” papar dia.

Ibnu, jelas Sugeng, merupakan alumnus dari sebuah SMK swasta di Karanganyar jurusan teknik elektro tahun 2010 lalu. Setelah lulus, menurut Sugeng, Ibnu ikut bekerja membantu orangtuanya sebagai buruh bangunan.

Sugeng menjelaskan bahan-bahan bom rakitan itu, menurut penuturan Ibnu diperoleh dibeberapa tempat, yakni di sebuah toko pertanian dan toko jamu di daerah Pasar Mangu, Ngemplak.

Sementara, tim Puslabfor Mabes Polri Cabang Semarang yang dipimpin AKBP Rini Pujiastuti, Rabu, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di ladang persawahan di Desa Sindon. Di lokasi itu, terdapat lubang dengan kedalaman sekitar 35 cm dan lebar sekitar 90 cm. Dalam olah TKP itu, sejumlah petugas mengambil sampel tanah yang berada di dalam lubang tersebut.

Kepada wartawan, AKBP Rini mengatakan pihaknya hanya menambah barang-barang yang telah diambil pihak Polres Boyolali sebelumnya. Pihaknya, juga tidak bisa memastikan bahan yang ada di lokasi kejadian sebelum melakukan uji laboratorium.

“Kami belum bisa menyimpulkan apapun. Kami hanya menambah barang-barang untuk diuji di laboratorium,” pungkas dia.

(fid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya