SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong>–Satu di antara sekian banyak desa di Boyolali yang memiliki alam yang elok adalah Desa Bolo. Desa yang berada di wilayah Kecamatan Wonosegoro ini secara geografis memang cukup terpencil dan jauh dari ibu kota Kabupaten Boyolali.<br /> <br />Dua tahun belakangan ini desa ini cukup dikenal luas kaum muda, khususnya kalangan pengguna media sosial Instragam. Foto-foto sudut Desa Bolo banyak yang diunggah di Instragam. Salah satu lokasi berfoto di desa itu yang menjadi favorit adalah kedung atau lubuk yang dikenal dengan nama Kedung Goro.</p><p>Tokoh masyarakat Desa Bolo, Suratno, mengatakan potensi Desa Goro yang cukup dikenal saat ini memang Kedung Goro. Berkat publikasi kedung tersebut kini Desa Bolo menjadi lokasi <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180415/492/910537/2-nyawa-melayang-akibat-tenggelam-di-2-objek-wisata-boyolali">wisata baru</a>. Para pengunjung memanfaatkan Kedung Goro sebagai latar berswafoto, lokasi foto prapernikahan, hingga untuk lokasi pengambilan gambar film.<br /> <br />"Pada akhir pekan jumlah pengunjung cukup banyak. Ada yang sekadar mandi, jalan-jalan, hingga foto bersama dengan latar Kedung Goro," kata lelaki yang berstatus pegawai Pemerintah Kecamatan Wonosegoro di bidang ekonomi dan pembangunan itu saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em>, Kamis (21/6/2018).</p><p>Suratno adalah mantan perangkat Desa Bolo. Dia juga salah seorang <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180425/492/912133/cak-dikin-bikin-wisata-air-ngehits-di-banyudono-boyolali">penggerak pariwisata</a> di desa tersebut. Bersama generasi muda desa serta perangkat desa lainnya, Suratno mengangkat potensi Kedung Goro tersebut ke publik.</p><p>Pengenalan Kedung Goro dan Desa Bolo dilakukan melalui media sosial, aneka acara, mendatangkan para pejabat, dan menyebar informasi dari mulut ke mulut. Saat ini setiap akhir pekan tak kurang 100-an orang memadati Kedung Goro.</p><p>"Dari situlah, anggota dan pengurus karang taruna mendapat uang kas. Mereka menyelenggarakan jasa parkir. Aneka usaha mikro, kecil, dan menengah juga terdukung karena kian berkembang,&rdquo; kata dia.</p><p>Salah satu usaha mikro dan kecil di Desa Bolo adalah kerajinan tas dan makanan ringan. Usaha tersebut dipasarkan saat ada pameran serta kunjungan wisatawan di Desa Bolo.<br /> <br />"Kerajinan tas sekarang dilaksanakan oleh 10 kelompok. Kerajinan makanan ringan ya sekitar empat kelompok," ujar dia.</p><p>Kepala Desa Bolo, Muhsinin, sangat bersyukur karena saat ini warga desanya memiliki kesibukan yang produktif berkat <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180505/492/914252/gombang-boyolali-kembangkan-desa-wisata-seni">objek wisata baru Kedung Goro</a>. Kedung Goro akan dikelola secara profesional melalui Badan Usaha Milik Desa Bolo. "Saat ini akses menuju Kedung Goro diperbaiki, dibangun sejumlah gazebo, dan penyediaan ruang pertemuan. Harapan kami, Desa Bolo bisa maju seperti desa-desa lainnya," kata Muhsinin.</p><p>Sebanyak 80% warga Desa Bolo yang berjumlah 1.110 keluarga bekerja sebagai petani. Lahan yang mereka kelola adalah kering. Sebagian besar lahan pertanian bersistem tadah hujan dan irigasi semiteknis.</p><p>"Ada 20 hektare lahan pertanian di Desa Bolo yang memakai sistem tadah hujan dan irigasi semiteknis," kata Suratno. Desa Bolo punya ladang seluas delapan hektare, tegalan kering 136 hektare, serta hutan 112 hektare.</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya