SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Bocah SMP di Kecamatan Jenar, Sragen, yang melahirkan bayi laki-laki menyebut identitas pelaku yang mencabuli dirinya. Korban mengaku pelakunya adalah pamannya sendiri.

Hal tersebut disampaikan Y, tetaangga yang juga ikut mendampingi keluarga korban melaporkan kasus itu ke Polres Sragen. Namun, pengakuan itu dibantah paman korban. Si paman korban pun menyatakan siap bila harus dilakukan tes DNA.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau dari kecurigaan warga ada tertuduh lainnya yang dekat dengan korban. Anaknya ini tertutup sejak adanya kasus itu,” kata Y kepada Solopos.com, Selasa (14/6/2022).

Sementara Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mendapat informasi ada tiga orang yang teruduh jadi pelaku pencabulan terhadap bocah perempuan berusia 13 tahun itu. “Saya heran kok ada kasus seperti itu?” ujar Bupati saat ditemui Solopos.com di sela-sela kunjungan ke RSUD Sukowati Tangen, Sragen, Selasa siang.

Baca Juga: Pemkab Tanggung Biaya Tes DNA Bayi yang Lahir dari Bocah SMP di Sragen

Bupati memastikan akan menanggung biaya tes DNA bayi laki-laki yang dilahirkan bocah SMP asal Kecamatan Jenar itu.

Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Sragen, dr. Udayanti Proborini, mengaku awalnya mendapat laporan dari Camat Jenar terkait kasus tersebut.

“Korban kukuh [pelakunya] satu orang yang masih pamannya itu. Saat itu memang tidak ada saksi yang menguatkan kalau pamannya pelakunya. Terduga sendiri juga kukuh tidak mengakui dan siap bila dilakukan tes DNA. Dari sini, saya kira akan dikembangkan polisi,” ujar Udayanti didampingi anggota staf Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Diah Nursari.

Baca Juga: Warga Tak Sabar Pada Penyelidikan Kasus Bocah SMP Melahirkan di Sragen

Udayanti menerangkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Tengah untuk proses tes DNA ini karena pelaksanaan tes DNA itu kemungkinan ada di Semarang. Dia mengatakan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen belum ada fasilitas untuk tes DNA.

“Tadi Unit PPA Polres Sragen sudah berkoordinasi dengan DP2KBP3A. Kami bergerak ke provinsi dulu untuk tes DNA. Selanjutnya kami akan melakukan pendampingan terhadap korban. Yang jelas tes DNA itu dibiayai pemerintah. Biaya tes DNA itu kurang dari Rp20 juta, tergantung metode yang digunakan,” ujarnya.

Diusut Tuntas

Y menambahkan, kasus ini sudah menjadi perhatian warga setempat. Mereka mendukung agar kasus tersebut segera diusut tuntas agar ada kejelasan. “Dulu [korban] riang dan terbuka saat masih sering bermain bersama anak saya. Sejak bapaknya meninggal, anak itu ikut kakeknya di desa sebelah. Anak itu baru ikut ibu dan bapak tirinya di sini antara 2-3 tahun terakhir,” sambung Y.

Baca Juga: Kakek Bocah SMP Yang Melahirkan Siap Biayai Tes DNA, Segini Biayanya

Seperti diketahui, bocah SMP yang masih berusia 13 tahun tersebut diduga jadi korban pencabulan hingga hamil dan melahirkan sepekan lalu. Beruntung, bayi berjenis kelamin laki-laki itu lahir dalam kondisi normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya