SOLOPOS.COM - Bagas, 7, menyantap ice cream di tangga Pasar Klewer, Senin (4/4/2022). Dia mengaku mencari rongsok untuk membelikan sepeda adiknya. (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Kakak beradik, Bagas Pamungkas, 10, dan Muhammad Risky Saputra, 7, rela menjadi pemulung di Kota Solo, Jawa Tengah.

Diketahui, kakak beradik ini tinggal di sebuah indekos di Gilingan, Banjarsari, Solo, bersama ibunya, Ani Sri Andani, 38, dan seorang adik yang masih berusia lima tahun. Sementara itu, ayahnya sudah meninggal dunia, satu tahun yang lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Agus Supriyanto, pemilik rumah indekos tempat tinggal dua bocah kakak beradik membenarkan Bagas dan Risky merupakan anak yatim. Ayah mereka sudah meninggal dunia dan mereka bekerja sebagai pemulung untuk membantu sang ibu yang kini menjadi tulang punggung keluarga.

kakak beradik bocah pemulung solo
Kondisi tempat indekos yang ditinggali bocah kakak beradik yang menjadi pemulung Cinderejo Lor, Gilingan, Banjarsari, Solo, Rabu (22/6/2022) malam. (Solopos/Kurniawan)

Kakak beradik yang menjadi pemulung di Kota Solo itu baru tinggal enam bulan di indekos tersebut. Menurut keterangan Agus Supriyanto, sang ibu bukan warga Solo, melainkan warga Lemah Mendak RT 004/RW 003 Karangkepoh, Karanggede, Boyolali, Jateng.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Tak Pakai Helm, 5 Fakta Pemotor Ditilang ETLE di Jalan Sawah Sukoharjo

Saat ditemui Solopos.com di Pasar Klewer, Solo, beberapa waktu lalu, sang kakak, Bagas sempat mengatakan ia bekerja sebagai pemulung atau pengumpul barang rongsokan karena ingin membantu ibu dan membelikan sepeda untuk adiknya.

Bagas mengaku melakukan itu atas keinginan sendiri, tanpa paksaan dari siapa pun. “Pengin nyari rongsok buat beli sepeda adik, sama ibu dibolehin,” ujarnya saat itu.

Baca Juga:  Kota Solo Punya Mobil Terbanyak di Jawa Tengah, Segini Jumlahnya

Sama halnya seperti Bagas, ibu dan almarhum bapaknya pun melakoni pekerjaan sebagai pencari rongsokan yang masih layak jual untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kini, Bagas yang masih kecil pun ikut menjalani pekerjaan tersebut dengan niat membelikan adiknya sepeda.

“Setiap hari jalan kaki dari patung keris ke sini [Pasar Klewer],” ucapnya singkat.

Baca Juga: Lebih dari Separuh Warga Solo Ternyata Punya Mobil

bocah pemulung solo
Muhammad Risky Saputra, 7, berjalan di Jl Kapten Piere Tendean, Nusukan, Banjarsari, Solo, Rabu (22/6/2022) siang. Ia menjadi pemulung untuk membantu orang tuanya. (Solopos/Kurniawan)

Adik Bagas, Muhammad Risky Saputra juga menjadi pemulung. Namun berbeda dengan kakaknya yang memulung di Pasar Klewer, Risky menjadi pemulung di kawasan Nusukan.

Solopos.com beberapa kali menjumpai Risky tengah berjalan kaki sambil membawa karung berisi barang-barang rongsokan di Jl Piere Tendean, Nusukan, Banjarsari. Seperti pada Rabu (22/6/2022) siang, dia berjalan sendirian di tengah terik sinar Matahari.

Baca Juga: Jadi Ikon Kota Solo, Ini Keistimewaan dari Nasi Liwet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya