SOLOPOS.COM - M Gibran Arrasyid, bocah yang hilang lima hari di Gunung Guntur, Garut, dievakuasi tim SAR. (Istimewa/detik.com)

Solopos.com, GARUT — Seorang bocah bernama M Gibran Arrasyid bikin geger setelah dikabarkan hilang di Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat. Bocah 14 tahun itu menghilang misterius dalam kegiatan pendakian pada Minggu (19/9) lalu.

Kejadian bermula saat Gibran dan 13 orang temannya mendaki pada Sabtu (18/9/2021). Mereka tiba di Pos 3 Gunung Guntur sekitar pukul 17.00 WIB. Lantaran mulai gelap, mereka kemudian memutuskan untuk bermalam di sana.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, dari keterangan saksi, keesokan harinya sekira pukul 04.00 WIB rombongan bergegas melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Guntur. Anehnya, saat itu Gibran dikabarkan enggan ikut dengan rombongan dan memilih bertahan di tenda.

Sekitar 4 jam kemudian, tepatnya pukul 08.00 WIB, rombongan yang kembali turun ke pos 3 dari puncak menemukan Gibran sudah tidak ada di tenda.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Ayo Bantu Cari, Ara Bocah 7 Tahun di Surabaya Hilang 

Setelah berupaya mencari hingga siang, mereka akhirnya melaporkan kejadian hilangnya Gibran ke petugas. Pencarian kemudian dilakukan oleh petugas kala itu, namun tidak membuahkan hasil. Gibran akhirnya bisa ditemukan dalam kondisi selamat lima hari kemudian.

Ditemukan Bingung dan Lesu

Gibran ditemukan tim SAR gabungan pada Jumat (24/9/2021) sore, pukul 16.00 WIB. Dia baru bisa dievakuasi pada pukul 17.41 WIB karena medan yang terjal.

“Sekira pukul 16.00 WIB unsur SAR gabungan menerima informasi dari warga bahwa survivor (Gibran) ditemukan di Curug Cikoneng. Kemudian dievakuasi pada pukul 17.41 WIB,” ucap Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansyah, seperti dikutip dari detik.com, Sabtu (25/9/2021).

Gibran ditemukan di kawasan Curug Cikoneng. Deden menyebut, lokasinya sekitar 750 meter dari titik awal hilangnya Gibran di kawasan Pos 3 Gunung Guntur.

Dalam foto-foto yang beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp, Gibran tampak sedang terduduk saat pertama kali ditemukan. Dia kebingungan dan lesu.

Setelah berhasil dievakuasi, petugas kemudian membawanya ke Puskesmas Tarogong untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Baca Juga: Ditemukan Tinggal Kerangka di Selokan, Warga Sragen Ternyata Sudah Hilang 2 Bulan

Salah seorang perawat yang berjaga di Puskesmas Tarogong mengatakan, Gibran dalam kondisi baik saat ini. “Kondisinya bagus, hanya dehidrasi dan luka lecet di kaki,” katanya.

Cerita Mistis

Boleh percaya atau tidak, di balik hilangnya Gibran terselip kisah mistis. Pengakuan horor itu disampaikan Gibran di Puskesmas Tarogong, Jumat malam.

Dia bercerita apa yang dialaminya saat menghilang lima hari di Gunung Guntur. “Enggak merasa apa-apa. Biasa saja,” ucap Gibran mengawali perbincangan.

bocah hilang
M Gibran Arrasyid, bocah yang hilang lima hari di Gunung Guntur, Garut, dievakuasi tim SAR. (Istimewa/detik.com)

Gibran mengungkapkan, yang terakhir dia ingat, saat berada di dalam tenda itu ada yang berteriak memanggil namanya. “Ada yang teriak panggil ‘Gibraaan…’. Nah saya ikuti, tapi jurang,” katanya.

Setelah itu, dia tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dia tidak bisa berbuat banyak, namun merasa tetap sadar.

Seingatnya waktu itu sempat berjumpa dengan lima sosok, terdiri satu lelaki dan lima perempuan. Mereka menawarkan makanan kepada bocah pendaki tersebut.

“Seingat saya makanannya ikan, nasi. Tapi saya enggak makan, karena enggak kenal. Sosok yang perempuan pakai baju putih, terlihat sudah tua,” ucap Gibran.

Baca Juga: Belum Ketemu, Ini Penampilan Terakhir Perempuan Juwiring Klaten Sebelum Hilang

Hal yang tak masuk akal lainnya adalah Gibran mengaku selama lima hari hilang itu tidak merasakan pergantian langit siang ke malam.

“Lima hari itu terang saja, nggak ada malam,” kata dia.

Ia sempat berupaya keluar dari tempat yang dilihatnya menyerupai tebing. Namun upayanya itu selalu gagal.

“Naik ke tebing, tapi jatuh,” ujar Gibran.



Peran Besar Tim SAR

Ditemukannya Gibran ini tak lain berkat perjuangan dan kekompakan tim SAR gabungan yang pantang menyerah selama lima hari. Mereka berhasil menaklukkan medan curam berbatu khas Gunung Guntur.

Ahmad Fauzi, 22, seorang sukarelawan mengatakan medan terjal jadi kendala yang dihadapi tim SAR gabungan saat melakukan pencarian.

“Saya ikut di hari ketiga dan keempat. Yang saya rasakan medannya terjal cukup ekstrem,” kata Ahmad, Sabtu.

Selain itu, mereka juga dihadapkan dengan kondisi cuaca berkabut dan hujan yang setiap hari selama proses pencarian turun tiba-tiba. Proses pencarian bahkan sempat dihentikan hari Senin (20/9/2021) saat hujan turun tak terduga dan kabut menghalangi pandangan petugas yang siap beraksi.

“Untuk cuaca seperti ini tidak memungkinkan untuk dilakukan pencarian. Hujan dan kabut terus turun,” kata Rafik, Koordinator Lapangan Tim Basarnas saat itu.

Perjuangan tim SAR terbukti tak sia-sia. Meskipun dihadapkan dengan beragam rintangan, mereka berhasil menemukan dan menyelamatkan Gibran.

Hal tersebut membuat sejumlah pihak salut. Wabup Garut Helmi Budiman mengaku bangga dengan perjuangan tim SAR gabungan.

“Saya ucapkan terima kasih kepada semua tim yang sudah mencari. Saya ucapkan terima kasih,” ujar Helmi saat menjenguk Gibran di Puskesmas Tarogong, Jumat malam.

25 Instansi Terlibat

Senada dengan Helmi, Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengungkap hal serupa. Dia mengapresiasi kegigihan tim SAR gabungan dalam menjalankan operasi kemanusiaan.

“Ini tentunya kehendak Allah SWT, doa masyarakat Garut dan tentunya berkat kerja keras dari tim SAR gabungan. Sehingga akhirnya adik Gibran berhasil ditemukan dengan selamat,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada sekitar 25 instansi, organisasi dan komunitas yang tergabung dalam operasi pencarian Gibran. Mereka terdiri Basarnas (Kantor SAR Bandung), Sat Sabhara Polres Garut, Koramil Tarogong, BPBD, Polsek Tarogong Kaler, Brimob Subden 4, Wanadri, Tagana, PMI, Vertical Rescue, Unit SAR Unpad Bandung, Forum Relawan Garut dan BKSDA Garut.

Serta dari Pecinta Alam Kabupaten Garut, Volunteer Cikuray, Baguna PDI-P Garut, Wapalapa, SIGAP Persis, FKPA Majalaya, Relawan Mata Angin Indonesia, IDERU Bogor, Mapala Kesatuan Bogor, Mapalih Jatinangor, Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Garut dan masyarakat setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya