SOLOPOS.COM - Pelaksana Harian Direktur Badan Otoritas Borobudur (BOB), Bisma Jatmika (ketiga dari kiri) menyerahkan kenang-kenangan kepada perwakilan peserta pelatihan terpadu yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB), Senin (18/7/2022) di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 15 perajin batik asal Karanganyar dan Sragen mengikuti pelatihan terpadu yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB).

Dengan pelatihan ini diharapkan perajin batik ini menjadi kaya motif dan dapat memasarkan produk mereka secara offline maupun online dengan lebih baik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelatihan tersebut dibuka Senin (18/7/2022) di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Pelatihan bertajuk Peningkatan Kapasitas Usaha Ekonomi Kreatif Fesyen di Kawasan Pariwisata Borobudur (DPN Solo-Sangiran dan sekitarnya) ini akan berlangsung hingga November mendatang. Lokasinya akan digelar di tempat masing-masing peserta.

Ekspedisi Mudik 2024

Pelaksana Harian Direktur Badan Otoritas Borobudur (BOB), Bisma Jatmika, di acara pembukaan mengatakan pelatihan tersebut tidak hanya berhenti pada peningkatan kemampuan teknis seputar pembuatan batik. Tetapi, juga kepada pengayaan motif hingga ke pemasarannya.

Baca Juga: BOB: Hasil Pencarian Google soal Gunung Kemukus Masih Berbau Negatif

“Ada empat jenis pelatihan yang kami berikan, yakni pelatihan desain motof batik, pelatihan produksi purwarupa, pelatihan bisnis dan pemasaran, serta pelatihan transformasi digital untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” ujarnya.

Bahkan, setelah pelatihan selesai akan ada pengukuran keberhasilan, salah satunya pengukuran omzet para pesertanya.

“Dengan keterbatasan yang ada, program ini harus dijalankan dan berhasil. Makanya kami akan melakukan pelatihan ini dengan komprehensif sampai ke pemasaran agar memberikan peluang lebih besar kepada perajin. Ini agar produknya sesuai dengan pasar dan terserap market. Makanya nanti ada ada pengukuran ragam produk, sebaran, dan omzetnya,” imbuh Bisma.

Baca Juga: Dicari, Formula untuk Rebranding Gunung Kemukus Sragen

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Vinsensius Demadu, mengatakan pelatihan ini untuk meningkatkan kesejahteraan  masyarakat di sekitar objek wisata. Khususnya di sekitar Museum Manusia Purba, Sangiran.

“Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan dampak positif pariwisata dan ekonomi kreatif [ekraf] kepada pelaku usaha mikro, subsektor fesyen batik di sekitar Museum Sangiran,” ujarnya dalam pembukaan acara melalui Zoom Cloud Meetings.

Sementara itu, pembukaan pelatihan juga dihadiri pejabat dinas pariwisata dan dinas perdagangan dari Sragen dan Karanganyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya