Solopos.com, SOLO – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengimbau waspada dengan bencana yang mungkin terjadi Indonesia. Dia menyebut potensi multi-risiko bencana meningkat hingga Maret 2021.
Menurut ramalan BMKG, puncak bencana yang disebabkan oleh cuaca terjadi pada Januari-Februari 2021. Potensi kegempaan juga meningkat pada masa tersebut.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
19 Tahun Keajaiban Serenan Klaten: Duit Sekoper Milik Penumpang Garuda Bikin Warga Melongo
Sementara pada Maret 2021 tercatat masih ada potensi multi-risiko bencana yang terjadi di Indonesia.
"Sampai Maret masih ada potensi multirisiko, tapi untuk hidrometeorologi puncaknya pada Januari-Februari. Tapi seiring dengan itu, potensi kegempaan juga meningkat, mohon kewaspadaan masyarakat," kata Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/1/2021) seperti dilansir Detik.com.
Berdasarkan informasi potensi bencana Indonesia yang dirilis BMKG pada awal Januari 2021, sejumlah daerah diprediksi mengalami banjir dan longsor akibat curah hujan yang meningkat. Demikian pula dengan potensi kegempaan yang bisa terjadi di semua wilayah Indonesia.
Deretan Bencana di Awal 2021: Pesawat Jatuh hingga Gunung Meletus, #PrayforIndonesia
Seperti diketahui beberapa wilayah di Indonesia saat ini tengah dilanda bencana alam. Mulai dari tanah longsor di Sumedang, Jawa Barat, banjir bandang di Kalimantan Selatan, hingga gempa di wilayah Sulawesi Barat.
Hingga saat ini, gempa yang terjadi di Sulbar sudah terjadi 32 kali. Terakhir pada Sabtu (16/1/2021) ini pukul 07.01 WIB dengan magnitudo 4,8.
BMKG kini menurunkan tim ke lapangan dan memasang alat untuk memonitor gempa-gempa susulan agar dapat memberikan estimasi kapan gempa-gempa susulan tersebut berakhir, serta untuk memetakan dampak kerusakan, sekaligus untuk menenangkan masyarakat.