SOLOPOS.COM - Ilustrasi Cuaca ekstrem. Awan kelabu terlihat dari gedung bertingkat di Kota Solo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin dan petir masih melanda sebagian besar wilayah Jateng hingga Jumat (26/2/2021) pagi.

Wilayah yang dilanda cuaca ekstrem tersebut, yakni Kendal, Kota Semarang, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, dan Brebes. Sedangkan wilayah lainnya diguyur hujan namun dengan intensitas lebih rendah. Yakni Rembang, Demak, Pati, Jepara, Sragen, Boyolali, Karanganyar, dan Solo. Kemudian Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Banjarnegara, dan Banyumas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain cuaca ekstrem, BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang juga memperkirakan puncak musim hujan di wilayah Jawa Tengah (Jateng) tahun ini mundur dari prakiraan awal. Jika sebelumnya puncak musim hujan diprediksi Januari-Februari, maka ada kemungkinan mundur hingga awal Maret.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca jugaDaftar Wilayah di Soloraya Yang Diperkirakan Diguyur Hujan Lebat Hari Ini

Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko, mengatakan puncak musim hujan tahun 2021 ini diperkirakan akan berlangsung hingga awal Maret. Hal itu menyusul masih tingginya intensitas hujan di sejumlah daerah, khususnya di Jateng.

“Kemungkinan puncak musim hujan mundur hingga awal Maret 2021,” tutur Iis kepada wartawan di Semarang.

Iis menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan intensitas hujan masih cukup tinggi hingga akhir Februari ini. Salah satunya masih berlangsungnya fenomena La Nina dan gelombang massa udara basah seperti MJO.

Baca juga17 Desa di Karanganyar Bersaing Dirikan Posko PPKM Terbaik

Musim Kemarau

“Lalu pusat tekanan udara rendah, belokan dan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin [konvergensi]. Lalu masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan pada beberapa wilayah di Jateng,” imbuh Kasi Datin BMKG Semarang.

Disinggung tentang datangnya musim kemarau, Iis menyatakan BMKG Semarang belum memberikan prediksi secara resmi. Terutama datangnya musim kemarau di wilayah Jateng.

“Untuk prakiraan datangnya musim kemarau kita belum mengkajinya. Belum ditentukan prediksinya,” kata Iis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya