SOLOPOS.COM - Suporter Persis Solo terlihat menangis ketika menyalakan lilin saat mengikuti aksi solidaritas di kompleks Plaza Manahan, Solo, Minggu (2/10/2022) malam. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLODuka mendalam masih dirasakan sanak saudara dan pencinta sepak bola Indonesia atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan manusia tidak bersalah pada 1 Oktober 2022. Ada satu hal yang menjadi pertanyaan publik dan hingga kini belum mendapat jawaban yang memuaskan.

Pertanyaan yang dimaksud adalah soal aturan gas air mata yang masuk ke stadion. Mengapa polisi menggunakan gas air mata? dan siapa yang memerintahkan untuk menggunakan gas air mata tersebut? Padahal sejatinya, FIFA sendiri telah melarang penggunaan gas air mata untuk mengamankan massa sepak bola.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari kasus ini, ada satu sosok yang mendapat sorotan dari netizen karena pernyataannya yang sedikit kontroversial. Dia adalah Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Nico Afinta.

Baca Juga Polri Dalami Protap Penggunaan Gas Air Mata di Stadion

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan bersama wartawan, Nico Afinta mengatakan jika penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur yang berlaku. Tentu saja, kalimat tersebut berbeda dengan aturan yang sudah ditetapkan FIFA.

Imbas dari penggunaan gas air mata ini, apalagi yang dilempar ke tribun penonton, membuat penonton pertandingan berdesakkan kekurangan nafas dan akhirnya banyak yang meninggal dunia. “Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” kata Nico.

Ini bukan kali pertama Irjen Nico Afinta mendapat sorotan dari masyarakat. Ia juga pernah dikait-kaitkan dengan kasus pembunuhan Ferdy Sambo terhadap Brigadir J.

Baca Juga Dua Polisi Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Malang

Nico diduga berbagi tugas dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Kapolda Sumatera Utara Irjen R.Z. Panca Putra Simanjuntak untuk menyebarkan informasi tembak-menembak dan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J.

“Nico dan Panca bertugas melobi para pejabat utama Polri, seperti Komisaris Jenderang Agung Budi Maryanto dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderas Agus Andianto,” tulis Majalah Tempo pada Sabtu (3/9/2022).

Ketiga petinggi tersebut akan diperiksa mengenai keterkaitannya dalam membantu Ferdy Sambo. “Menurut seorang perwira, mereka meminta para seniornya itu tak terlalu ‘kecang’ mengusut kematian Yosua,” lanjutnya.

Baca Juga Tragedi Ricuh Laga Arema FC vs Persebaya

Namun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung pasang badan dengan meluruskan kabar miring soal jajarannya itu.  Ia menampik jika Nico Afinta terlibat kasus pembunuhan yang melibatkan Ferdy Sambo dan para ajudannya.

Menurut isu yang beredar, jabatan Irjen Nico Anfinta saat ini sedang diujung tanduk. Karena dua blunder yang dia lakukan, Kapolda Jawa Timur ini terancam kehilangan jabatannya dalam waktu dekat.

 

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Blunder Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, dari Kongkalikong Kasus Ferdy Sambo hingga Tragedi Kanjuruhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya