SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Kasus pemerasan tiga pejabat di lingkungan Pemkot Solo termasuk mantan ajudan Jokowi masih diselidiki polisi. HW, mantan ajudan Jokowi menceritakan bahwa tersangka, AS, datang ke kantornya di Balai Kota Solo beberapa waktu lalu dan mengaku sebagai anak buah Jokowi.

“Dia datang ke kantor saya, dia mengaku bocahe pak e. Cerita-cerita reno-reno (bermacam-macam),” kata HW kepada Detik.com, Selasa (31/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

HW tidak ingat pasti kapan kejadian itu berlangsung. Namun menurut ingatannya tersangka yang merupakan warga Pasar Kliwon itu datang ke kantornya bulan lalu.  “Kalau tidak salah Juli lalu dan bercerita panjang lebar,” ucapnya.

HW juga mengaku tidak begitu mengenal AS. “Ya udah setelah itu ya tidak ada apa-apa, saya lupa kenal tidak. Kan lama tidak ketemu, mungkin dia yang mengetahui saya,” tuturnya.

Baca juga: Pejabat Solo Diperas, Rudy: Minta-Minta Duit, Jelas Bukan Didikan Saya!

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, kasus pemerasan dengan kerugian mencapai Rp62 juta ini dialami tiga pejabat di lingkungan Pemkot Solo. Adapun korban merupakan tiga pejabat utama Pemkot Solo berinisial Ts, HN, dan T.

Ada kabar yang menyebutkan bahwa tersangka AS merupakan orang dekat mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Namun, Rudy—sapaan akrab FX Hadi Rudyatmo—membantah kabar tersebut.

Baca juga: Solo PPKM Level 3, Gibran: Sekolah Tatap Muka Dimulai September!

Tanggapan Rudy

Rudy menegaskan tidak ada orang dekatnya yang mempunyai kebiasaan meminta-minta uang. Selama ini ia mengaku selalu menekankan agar tidak bermental meminta-minta, melainkan harus bermanfaat bagi sesama.

“Jadi kalau ada yang mengastanamakan saya lalu minta duit dan sebagainya, itu jelas bukan anak didik saya,” katanya.

Ihwal pemerasan terhadap kepala dinas hingga Rp60 juta, menurut Rudy, hal itu lantaran pelaku menakut-nakuti korban. Selain itu Rudy menilai korban mempunyai karakter lugu. “Korban niku wonge lugu gu ta niku,” sambungnya.

Baca juga: Hii! Ada Kuburan Sampah di Pinggir Jl Jatinom-Tulung Klaten

Sebelum akhirnya melapor ke polisi, menurut Rudy, korban berinisial Ts sempat melapor kepadanya ihwal tindak pemerasan yang dialami. Saat itu Rudy mengarahkan agar korban Ts melapor kepada kepolisian.

Begitu teng kula ya [disarankan] laporan polisi wae. Nek wong sak Solo ya kenal kula, cedak kula. Lah njenengan wae kenal, cedak kalih kula. Niku [kasus pemerasan] perlu ditindak lanjuti polisi, tuman mengko ndakan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya