SOLOPOS.COM - Ilustrasi gedung apartemen dan perkantoran dari ketinggian Kota Jakarta. (Dedi Gunawan/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengkap prediksi bakal semakin banyaknya kalangan menengah di Indonesia—terutama di kota-kota besar—yang bakal mengalihkan minat mereka atas properti. Kalangan menengah di Indonesia, menurut dia bakal lebih banyak yang berminat terhadap apartemen ketimbang rumah tapak.

“Daya beli yang tanggung membuat dilema bagi kaum menengah, mengingat mereka belum mampu membeli rumah di perkotaan,” kata Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi media massa di Jakarta, Selasa (10/12/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Ali, dengan demikian alternatif yang dicari warga dari kalangan menengah itu adalah hunian vertikal seperti apartemen. “Karena mulai disadari bahwa siap tidak siap bagi kaum urban, hunian vertikal menjadi salah satu alternatif hunian,” katanya.

Hal tersebut karena kalangan menengah kerap tidak mampu membeli rumah di Jakarta yang harganya terus melambung. “Kalaupun ada lokasi rumah yang dimaksud, akan sangat jauh untuk kaum komuter yang bekerja di Jakarta,” ujarnya.

Hal itulah yang menurut dia menjadi pertimbangan banyak pengembang membangun apartemen-apartemen murah di simpul-simpul penyangga Jakarta. “Dengan harga rumah yang sangat tinggi, membuat celah pasar apartemen menengah akan semakin besar.”

Pasokan apartemen diperkirakan Kantor Berita Antara semakin membanjir di wilayah DKI Jakarta dalam beberapa tahun mendatang. Hal itu ditunjukkan dengan semakin banyak penawaran konsep gabungan antara tempat tinggal dan pusat komersial.

“Jumlah pasokan apartemen yang sangat besar diperkirakan akan membanjiri pasar apartemen strata-title [hak milik] selama tiga tahun mendatang,” kata associate director pada konsultan properti Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto.

Menurut dia semakin banyak pula apartemen yang dibangun dengan menggunakan konsep mixed-use atau mengintegrasikan kawasan residensial dengan komersial. Ia mencontohkan, beberapa proyek apartemen yang menerapkan mixed-use tersebut antara lain Bassura City (Jakarta Timur), Green Bay Pluit (Jakarta Utara), Green Pramuka dan Holland Village (Jakarta Pusat), serta St Moritz (Jakarta Barat).

Semua apartemen tersebut menawarkan gaya hidup one-stop living, di mana para pemilik atau penyewa apartemen dapat berbelanja, berbisnis, berolahraga di gym, dan juga dekat dengan tempat tinggal mereka di satu lokasi yang sama. Dengan demikian, lanjutnya, pembangunan apartemen jenis tersebut juga dapat mempromosikan kapasitas yang lebih besar untuk area yang disewakan serta kerap meningkatkan nilai properti di tempat tersebut.

Berdasarkan data Colliers International, terdapat sekitar 2.500 unit kamar apartemen yang diluncurkan di wilayah DKI Jakarta pada periode kuartal III 2013. Dari jumlah tersebut, 37% terletak di Jakarta Utara, yang diikuti Jakarta Selatan (29%), Jakarta Timur (24%) dan Jakarta Pusat (10%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya