SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan perumahan (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Bisnis perumahan di Jawa Tengah, menurut penilaian Bank Indonesia, masih berkembang baik.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY menyatakan pasar properti di Jawa Tengah pada triwulan kedua masih kondusif terlihat dari penjualan rumah sekunder yang cukup baik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Meski demikian pergerakannya terbatas dan masih didominasi oleh beberapa area, di antaranya wilayah Semarang tengah dan Semarang selatan,” kata Kepala BI Kanwil V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Sabtu (22/8/2015).

Dia mengatakan pasokan rumah primer yang sudah tidak banyak berkembang di area Kota Semarang semakin meningkatkan pasokan rumah sekunder di Semarang meski harga rumah tipe tersebut cukup tinggi.

Untuk pergerakan harga, rumah menengah terindikasi lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan harga rumah kelas menengah atas.

Berdasarkan data BI, transaksi rumah sekunder secara keseluruhan bervariasi. Sebagian daerah mengalami stagnasi dan beberapa daerah lain mengalami penurunan dan kenaikan.

Menurut dia, kejadian tersebut tidak hanya terjadi di Semarang tetapi juga kota besar lainnya di Indonesia akibat pelemahan ekonomi nasional.

Kondisi perkembangan harga rumah menengah secara umum pada triwulan kedua 2015 terlihat mengalami pertumbuhan. Secara rata-rata, harga rumah menengah pada periode tersebut meningkat 2,78 persen dibandingkan dengan triwulan pertama, sedangkan harga tanah pada triwulan kedua meningkat 3,23 persen dibandingkan dengan triwulan pertama.

Kenaikan harga rumah tertinggi berada di wilayah Semarang tengah sebesar 3,49 persen, diikuti Semarang selatan 3,28 persen.

Rata-rata harga rumah pada triwulan kedua 2015 sebesar Rp900 juta. Untuk rumah di wilayah Semarang barat dan Semarang selatan harganya mendekati Rp1 miliar.

Kenaikan harga tanah tertinggi berada di wilayah Semarang selatan diikuti Semarang tengah, masing-masing 3,98 persen dan 3,69 persen. Khusus untuk wilayah Semarang kenaikan harga disebabkan oleh peningkatan aktivitas komersial dan perumahan.

Untuk kondisi perkembangan rumah menengah atas secara umum pada triwulan kedua terlihat mengalami pertumbuhan. Kenaikan harga tanah dan rumah untuk pasar sekunder terjadi secara merata pada keseluruhan wilayah Semarang dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 1,9 persen untuk harga tanah dan dua persen untuk harga rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya