SOLOPOS.COM - Jual-Beli Online (Okezone)

Bisnis online atau e-commerce di Indonesia sangat sengit. Persaingan bisnis itu kadang-kadang berjalan tidak sehat.

Solopos.com, JAKARTA — Chief Executive Officer Blibli, Kusumo Martanto, mengatakan persaingan bisnis online atau Electronic Commerce atau e-commerce di Indonesia sangat sengit. Bahkan persaingan bisnis online di Indonesia sering tidak sehat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Electronic Commerce (e-commerce) didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah Internet.

Banyak pemilik bisnis online baru yang masuk justru tak membuat Kusumo was-was untuk menghadapi persaingan. Selama kompetisi itu dijalankan secara jantan, bukan cuma datang untuk membuat onar pasar.

“Semakin banyak yang masuk justru membuat persaingan semakin seru, kalau mereka serius. Jangan cuma datang dan merusak harga. Ada yang kaya gini, kalau yang begitu ya agak seram,” ujar Kusumo, seperti dilansir Detik, Jumat (28/8/2015).

Diharapkan, dengan banyaknya pemain di bisnis jual beli online justru juga dapat memberikan edukasi ke pasar dengan lebih luas lagi. Meski sudah dirintis beberapa tahun lalu, bisnis e-commerce Indonesia dianggap masih kecil.

“Masih besar peluangnya, sekarang e-commerce masih sekitar satu persen dari total retail. Masih kecil sekali, tetapi potensinya masih besar juga. E-commerce Tiongkok saja baru 10 persen dari total retail,” ungkapnya.

Ketika edukasi semakin gencar dan kian diterima pasar maka kini tinggal masing-masing pemain e-commerce untuk meracik strateginya agar bisa dipilih.

Kompetisi yang ketat seperti sekarang ini, kata Kusumo, justru akan membuat orang-orangnya semakin kreatif dalam mencari solusi. “Karena kadang-kadang kan orang jadi kreatif karena kepepet,” tukasnya.

Dikutip dari Okezone, Asus yang dulu dikenal dengan produk notebook, kini telah merambah ke dunia smartphone. Asus mengklaim menduduki peringkat kedua smartphone brand di Indonesia.

Berdasarkan laporan IDC Q2 2015 yang dikeluarkan Asus di acara peluncuran Asus Zenpad kemarin, Kamis (27/8/2015), smartphone yang merajai pasar Indonesia adalah Samsung, dengan pangsa pasar 25 persen.

Peringkat ketiga diduduki oleh Smartfren, dengan pangsa pasar 11 persen, kemudian Advan mengekor di posisi keempat dengan market share 10 persen. Juru kunci ditempati Evercoss di posisi kelima dengan pangsa pasar sebesar 5 persen.

Dari sisi notebook, Asus menduduki peringkat pertama dengan pangsa pasar 36 persen, dan unit penjualan sebanyak 546.585, setelah itu diikuti Lenovo dan Acer, HP dan Dell.

Vendor-Vendor ponsel pintar itu juga menggunakan bisnis online atau e-commerce, sebagai alat promosi dan penjualan produk terbaru mereka. Situs jual beli online yang menjadi langganan mereka di antaranya Lazada, Olx, Blibli dan Tokopedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya