BISNIS ONLINE : Konsumen Masih Takut Pembayaran Elektronik

Bisnis online memang mulai marak di Indonesia, namun, konsumem masih takut membayar secara elektronik.

Solopos.com, JAKARTA— Meski pembayaran elektronik sudah umum di era bisnis online e-commerce seperti sekarang, ternyata masih banyak konsumen yang belum sepenuhnya percaya dengan sistem pembayaran ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dilansir Detik, Minggu (8/11/2015), setidaknya hal itu terlihat dari hasil studi MasterCard Safety and Security Index. Melibatkan 6.600 konsumen dan 100 pedagang mulai Januari hingga Mei 2015, studi yang dilakukan di Asia Tenggara dan Tiongkok, menyimpulkan pencurian identitas dan berbagai penyalahgunaan kartu ATM menjadi dua masalah keamanan utama yang dikhawatirkan konsumen saat melakukan pembayaran elektronik.

Sebanyak 42% konsumen di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam merupakan negara yang paling khawatir terhadap penipuan atau kecurangan terkait dengan penggunaan ATM, seperti pencurian kartu, penggandaan kartu dan skimming. Sedangkan negara-negara Tiongkok, Hong Kong, dan Taiwan memiliki kekhawatiran terhadap hal yang sama sebesar 31%.

Konsumen di kawasan Asia Tenggara (35%) dan Tiongkok(32%) memiliki kekhawatiran yang tidak jauh berbeda terkait dengan pencurian identitas. Hal itu termasuk pencurian data personal seperti rincian data bank, identitas personal, alamat, dan tanda tangan yang dicuri melalui website.

Di dua kawasan tersebut, diketahui kekhawatiran tersebut tidak berasal langsung dari pengalaman pribadi masyarakat, melainkan dari hasil pemberitaan mengenai pencurian tersebut di media massa.

Dalam indeks tersebut juga diungkapkan secara keseluruhan, konsumen di kawasan Asia Tenggara serta Taiwan dan Hong Kong merasa lebih aman untuk bertransaksi langsung di toko dibandingkan dengan pembayaran secara online.

Meski demikian, Tiongkok menjadi satu-satunya negara yang  konsumennya merasa pembayaran online lebih aman dibandingkan dengan pembayaran langsung di toko, bahkan melebihi Singapura.

Ketika berbicara mengenai transaksi online, hampir setiap konsumen di Tiongkok telah melakukan pembayaran online sejak tahun lalu. Sedangkan konsumen di Tiongkok  lebih memilih untuk menggunakan digital wallets dalam pembayaran online, melebihi konsumen di Hong Kong dan Taiwan.

Sementara itu, MasterCard Safety and Security Index juga memperkuat fakta bank senantiasa memainkan peran penting dalam menjamin keamanan pembayaran bagi konsumen di Asia Tenggara.

Hal itu disebabkan oleh tingginya tingkat kepercayaan konsumen kepada bank serta kepercayaan konsumen bank dapat membantu mereka untuk mengatasi isu-isu yang muncul terkait dengan keamanan transaksi pembayaran.

Bank seringkali menjadi garis perlindungan terdepan dan solusi bagi korban penipuan transaksi online. Hampir setengah dari seluruh konsumen di Asia Tenggara yang pernah mengalami kejahatan terkait dengan penggunaan ATM langsung mendatangi bank penerbit kartu mereka sebagai langkah pertama untuk meminta saran.

“Fakta mayoritas pemegang kartu memiliki hubungan baik dengan bank, juga memiliki korelasi yang mendalam terhadap sentimen mengenai siapa yang paling bisa mereka percaya untuk menjamin keamanan saat melakukan pembayaran elektronik,” ujar Co-President Master Card Asia Pacific, Ari Sarker

“Hal itu tercermin dari hasil penelitian dari para konsumen di kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok. Khusus di Singapura, selain bank, konsumen juga menaruh kepercayaan yang besar pada pemerintah yang telah memberikan sebuah aturan negara yang kuat serta reputasi secara keseluruhan yang baik terkait dengan keamanan pembayaran,” tambahnya.

Melalui penelitian tersebut juga dinyatakan tidak ada satupun responden di Asia Tenggara mempercayai website lokal. Hal itu disebabkan mereka masih menganggap pelaku bisnis online e-commerce lokal masih harus melakukan banyak perbaikan untuk menjamin standar keamanan pembayaran yang digunakan telah memenuhi ketentuan internasional dan membangun kepercayaan konsumen saat bertransaksi online.