SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com)

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

 

 

 

Kementerian Koperasi dan UKM pada Februari 2011 telah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), suatu program yang dirancang untuk mengoptimalkan potensi dan minat masyarakat untuk memulai usaha baru, sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Melalui program ini diharapkan terjadi peningkatan jumlah pelaku wirausaha menjadi 1 persen hingga akhir 2011.

Agus Muharram, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenkop dan UKM, menjelaskan, butuh 30 tahun bagi Indonesia untuk mewujudkan perekonomian berskala dunia, di mana idealnya ada 2 persen dari total penduduk yang terjun di sektor wirusaha.

”Dibandingkan dengan negara maju perekonomiannya, pesentase jumlah wirausaha Indonesia masih minim. Catatan proporsi wirausaha Indonesia pada 2007 masih sekitar 400.000 orang, atau 0,18%, ” ujarnya seperti dilansir Bisnis.com, akhir Januari lalu. Program pemerintah ini selayaknya disambut positif oleh berbagai sektor yang menjadi pendukung hidupnya bisnis mandiri. Salah satunya adalah penyedia jasa kurir dan logistik.

Bisnis online

Di era yang serba digital ini, usaha mandiri tidak lagi melulu dilakukan secara konservatif. Booming media jejaring sosial dimanfaatkan oleh sejumlah kalangan untuk merauh rupiah dengan mengembangkan toko online. Awalnya kebanyakan orang melihat bisnis online ini hanyalah sebagai bisnis coba-coba. Namun makin ke sini, bisnis online bahkan menjadi perluasan usaha yang tak kalah mendatangkan untung ketimbang model konvensional.

Bahkan ada beberapa situs jejaring sosial di dunia maya yang menyediakan plaform bisnis online seperti yang dilakukan  http://multiply.com. Saat promosi dan transaksi dilakukan secara online, maka pemilik bisnis online tentu harus memanfaatkan jasa kurir dan pengiriman barang untuk mengirimkan produknya, jika itu berupa barang. Banyak moda pengiriman yang biasanya dipakai pemilik bisnis online. Seperti dikatakan Elli Apriyanti, pemiliki toko online khusus sprei dan selimut yang berdomisili di Bekasi Utara, yang memasarkan barangnya melalui Facebook dan blogspot. “Ya tergantung dari mana asal pemesan, kalau masih di dalam kota saya pake jasa kurir seperti JNE, tapi kalau sudah lintas pulau terutama yang jauh- jauh, saya pakai jasa ekspedisi seperti kapal laut atau pesawat,” papar Elli lewat perbicangan via Yahoo Messenger dengan Espos, Senin (5/12).

Penjualan via online tidak sebatas pada barang berupa barang elektronik, fashion, aksesoris,dll. Keripik bahkan sambel pun sekarang dipasarkan secara online. Seperti halnya produk Sambel Bu Yudi (SBY) yang memasarkan produknya via Multiply, atau Mas Ru’um, toko online yang menjual produk jadi olahan jamur seperti keripik dan nuget jamur, juga pepes jamur. Jawari Mafnun pemilik Mas Ru’um yang berdomisili di Gerbunung, Kingkang, Wonosari Klaten, Jawa Tengah ini mengaku baru melayani penjualan luar kota atau luar Jawa untuk produk berupa keripi dan nuget jamur. “Kalau pepes jamurnya masih daerah sekitar saja, seperti Solo. Penyedia jasa pengiriman tidak mau melayani pengiriman untuk pepes karena baunya juga resiko bocor,” ujar Jawari kepada Espos, Senin.

Baik Elli maupun Jawari mengaku, sejauh ini tidak menemui kendala berarti saat memanfaatkan layanan jasa kurir dan pengiriman barang. “Masalah klasik memang saat ngirim barang pas tanggal merah (libur-red) atau Hari Raya, terutama Lebaran. Karena pada saat-saat itu, saya gak bisa memantau barang sampai di mana, karena kantor cabang di daerah biasanya sudah gak ada orang, libur,” terang Elli yang diamini Jawari.

Erwina Tri S

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya