SOLOPOS.COM - BISNIS RUMAH MAKAN -- Suasana salah satu rumah makan di Solo beberapa waktu lalu. Di tengah makin ketatnya bisnis kuliner di Solo, para pengusaha bisnis tersebut masih belum menikmati imbas positif dari meningkatnya kegiatan MICE di Solo. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO – Bisnis rumah makan dan restoran dinilai belum mampu menangkap peluang tingginya agenda meeting, incentive, convention and exhibition (MICE) yang berkembang di Kota Solo.

BISNIS RUMAH MAKAN -- Suasana salah satu rumah makan di Solo beberapa waktu lalu. Di tengah makin ketatnya bisnis kuliner, para pengusaha bisnis tersebut masih belum menikmati imbas positif dari meningkatnya kegiatan MICE di Solo. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Disampaikan Kabid Restoran Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Aribowo Leksono, pasar restoran dan rumah makan di Solo masih sangat terbatas. Tetapi, belakangan restoran dan rumah makan baru banyak bermunculan. Bahkan, dengan munculnya mal baru, diproyeksikan persaingan antar restoran dan rumah makan di Solo akan semakin ketat.
“Ketatnya persaingan sudah mulai terlihat, dari kecenderungan ada yang baru buka, ada pula yang kemudian tutup. Di Solo, pasar restoran dan rumah makan hanya itu-itu saja. Untuk restoran yang berdiri sendiri, kurang mendapatkan imbas dari tingginya agenda MICE di Solo,” kata Aribowo, Rabu (1/2/2012).

Agenda MICE yang banyak dilaksanakan di hotel-hotel, sudah sekaligus menyertakan paket makan. Sehingga, menurut Aribowo, restoran harus memiliki pemasaran yang kuat dan mengombinasikan paket restoran dengan paket yang lain. “Yang saat ini marak dilakukan restoran besar adalah membuat paket wedding atau pernikahan. Satu kali agenda wedding, biasanya bisa mengkover pemasukan restoran selama setengah bulan,” kata dia.

Sebagai bagian dari PHRI, Aribowo mengatakan, bisnis restoran dan rumah makan di Solo belum tergarap serius oleh asosiasi. Dari total keanggotaan PHRI, sektor restoran hanya sekitar 10%-nya. “Ada sekitar 15 restoran yang tergabung di PHRI,” imbuh pejabat Humas PHRI, Bambang Gunadi. Aribowo melanjutkan, bisnis ini merupakan bagian dari dinamika pertumbuhan ekonomi kota. Jika jumlah restoran dan rumah makan di Solo semakin banyak, maka perlu wadah untuk mengembangkan bisnis ini bersama.

Sementara itu, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Kota Solo, Pujo Hariyanto, juga mengatakan bisnis restoran dan rumah makan di Solo terbilang sangat pesat akhir-akhir ini. Di tahun 2011, BPMPT menerbitkan 4 izin usaha restoran baru dan 14 izin usaha rumah makan. “Masih ada yang masih dalam proses. Artinya, ke depan masih banyak restoran dan rumah makan yang bakal berkembang di Kota Solo. Sama halnya dengan pengembangan hotel, industri dan mal, pengembangan restoran-restoran besar juga kalau bisa diarahkan ke Solo utara. Meskipun di pusat kota, pengembangan restoran relatif masih bisa dipenuhi,” kata Pujo.

JIBI/SOLOPOS/Hijriyah Al Wakhidah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya