SOLOPOS.COM - Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Pemerintah telah mencabut kebijakan larangan ekspor batu bara secara bertahap dengan pertimbangan mekanisme ekspor dan pemenuhan domestic market obligation (DMO) hingga ekspor untuk perusahaan batu bara yang tidak memiliki kontrak dengan PLN atau yang spesifikasi batu baranya tidak dibutuhkan PLN. (Antara/M. Risyal Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA – Geliat bisnis pertambangan ternyata mampu meningkatkan permintaan alat berat. Kinerja industri alat berat pun memiliki tren positif menjelang pertengahan 2022.

Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), Jamaludin, menjelaskan terdapat sekitar 2.100 unit alat berat yang akan diproduksi sepanjang kuartal II/2022. Jumlah itu hampir sama dengan produksi kuartal sebelumnya, yakni 2.113 unit.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Perhitungan belum selesai. Namun, perkiraan produksi di kuartal II/2022 kurang lebih sama dengan kuartal I/2022,” kata Jamaludin, Senin (30/5/2022).

Dengan begitu produksi keseluruhan alat berat pada semester I/2022 kemungkinan besar berada di kisaran 4.200 unit. Jumlah itu naik sekitar 67% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 2.823 unit alat berat.

Mengenai target produksi alat berat, tahun ini juga naik dari target awal, yakni 10.000 unit. Sebelumnya Hinabi menargetkan produksi alat berat di dalam negeri pada 2022 sebanyak 8.000 unit.

Baca Juga: 2022, Indonesia Pasok Batu Bara ke Malaysia Senilai US$2,64 Miliar

Perubahan tersebut dipengaruhi oleh kondisi permintaan di sektor tambang, terutama batu bara yang berpotensi terus melonjak seiring dengan gejolak geopolitik global.

Rencana Uni Eropa melakukan embargo terhadap komoditas batu bara Rusia mulai pertengahan Agustus 2022 dinilai memungkinkan RI mengambil alih posisi sebagai pemasok utama. Hal tersebut dinilai masuk akal. Sebab RI merupakan produsen batu bara terbesar di dunia. Kendati memiliki cadangan di bawah Rusia dan Amerika Serikat, yakni 38,84 miliar ton.

Baca Juga: Imbas Perang Rusia Vs Ukraina, Jerman Lirik Batu Bara Indonesia

Dari sisi industri alat berat, indikasinya dapat dilihat dari pangsa produksi hingga April 2022 yang didominasi oleh alat berat jenis hydraulic excavator sekitar 45% dari total market size 7.100 unit. Hydraulic excavator merupakan jenis alat berat yang digunakan untuk keperluan di sektor pertambangan, seperti batu bara dan mineral nikel.

Pada kuartal I/2022, hydraulic excavator juga mendominasi produksi dengan kontribusi sebesar 1.814 unit. Sisanya, produksi di industri alat berat disumbangkan oleh motor grader 29 unit, bulldozer 205 unit, dan dump truck 65 unit.

Diketahui, produksi alat berat sepanjang tahun lalu mencapai 6.740 unit atau tumbuh 96,67% dari capaian 2020 yang hanya 3.427 unit saja.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Bisnis Batu Bara Kerek Kinerja Industri Alat Berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya