SOLOPOS.COM - Bipang Ambawang khas Kalimantan Barat. (Instagram/@bipangambawang)

Solopos.com, SOLO – Video Presiden Joko Widodo yang mempromosikan bipang Ambawang, makanan olahan babi panggang khas Dayak di Kalimantan Barat, menjadi sorotan publik. Pasalnya promosi tersebut disampaikan dalam pidato presiden yang konteksnya berkaitan dengan larangan mudik pada momen Lebaran 2021.

Jika merujuk pada khazanah kuliner Nusantara, ada dua makna yang merujuk pada bipang. Yaitu bipang atau jipang tanpa kata ambawang yang merupakan kudapan berupa kue beras, atau bipang (biji teratai) khas Kalimantan yang mirip dengan jipang, tetapi terbuat dari biji teratai. Demikian penjelasan pakar kuliner Santhi Serad, seperti dikutip dari Bisnis.com, Minggu (9/5/2021).

Promosi Peneliti Harvard Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan lewat Digitalisasi

Namun, dalam pidato tersebut Presiden Jokowi dengan gamblang menyebut bipang ambawang yang merupakan kuliner babi panggang khas masyarakat Dayak.

Bipang Ambawang merupakan merek dagang usaha kuliner olahan babi dari Sungai Ambawang di Kalimantan Barat. Merek ini didaftarkan pada 26 Agustus 2020 atas nama Juniarto.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Video Bipang Jokowi Awalnya untuk Promosi Kuliner Nusantara, Tapi Bikin Kisruh!

Merek dagang ini menjual aneka makanan berbahan dasar babi, mulai dari babi putar, babi asap, lemak babi, hingga aneka snack olahan babi. Namun yang paling terkenal adalah olahan babi panggangnya yang terkenal krispi di luar dan lembut di dalam.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, rahasia olahan bipang ambawang ada pada bahan baju yang dipakai, yakni babi kampung muda berusia 3-5 bulan. Babi yang beratnya sekitar 10-2 kg itu dipanggang di tungku arang secara tradisional selama 10-12 jam, sehingga menghasilkan tingkat kematangan yang sempurna.

Kuliner yang satu ini biasanya disantap dengan sambal antuha alias sambal terasi khas Kalimantan maupun kit iu, saus karamel berasa manis asam yang terbuat dari gula dan jeruk sonkit.

Baca juga: Sengsu

Pemilik usaha bipang ambawang juga sudah menjelaskan bahwa olahan kuliner tersebut berbahan dasar babi atau makanan kategori non-halal bagi umat muslim.

Hal inilah yang membuat para netizen heran dengan maksud pidato Presiden Jokowi mempromosikan bipang sebagai kuliner khas Kalimantan yang disebut cocok dipesan sebagai hantaran saat Lebaran 2021 karena adanya larangan mudik.

Baca juga: Kisah Bakul Perangko di Solo Nemu Uang Rp20 Juta & Dikembalikan ke Pemiliknya

Keriuhan pembahasan tentang bipang dalam video pidato Presiden Jokowi itu pun menjadi trending topic di Twitter Indonesia pada Sabtu (8/5/2021). Menanggapi kontroversi tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menegaskan video tersebut dimaksudkan untuk mempromosikan kuliner Nusantara.

Narasi tersebut ditujukan untuk masyarakat Indonesia secara umum yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama. Mendag Muhammad Lutfi juga menyampaikan permintaan maaf. Dia menegaskan tidak ada maksud apapun dari pernyataan Presiden Jokowi dalam mempromosikan kuliner Nusantara, termasuk bipang Ambawang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya