SOLOPOS.COM - Bayi laki-laki yang dibuang di saluran irigasi dibawa petugas dengan ditutup kain dan plastik di Bendo, Daleman, Tulung, Sabtu (8/2/2020). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, SOLO -- Upaya penelantaran bayi digagalkan warga Jebres, Solo, Selasa (18/2/2020). Sepanjang 2020, setidaknya sudah ada lima kejadian bayi dibuang di Soloraya.

Dari beberapa kasus yang berhasil diungkap kepolisian, sebagian kasus bayi dibuang merupakan hasil dari hubungan gelap. Berikut kasus pembuangan bayi sepanjang 2020 yang dirangkum dari pemberitaan Solopos.com.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jasad Bayi di Bengawan Solo

Tim gabungan dan warga mengevakuasi mayat bayi yang ditemukan di tepi Bengawan Solo, tepatnya Dukuh Karangasem, Gentanbanran, Plupuh, Sragen, Selasa (21/1/2020) malam. (Istimewa)

Penemuan mayat bayi perempuan di Sungai Bengawan Solo, Selasa (21/1/2020) pukul 17.15 WIB, membuat gempar warga Dukuh Karangasem, Desa Getanbanaran, Plupuh, Sragen. Jasad bayi itu sudah membusuk dan tali pusarnya belum terpotong.

Sugino, 68, warga Karangasem RT 007B, Getanbanaran, yang tengah memancing melihat jasad bayi itu tersangkut di bebatuan pinggir sungai. Bayi itu diduga sudah mengapung di Sungai Bengawan Solo selama lebih dari tiga hari.

Benarkah Emsculpt Yang Picu Serangan Jantung Ashraf Sinclair?

“Kemungkinan, jenazah bayi itu sudah mengapung lebih dari tiga hari. Kami masih menyelidiki kasus tersebut. Dugaannya bayi dibuang ke sungai oleh orang yang tidak bertanggungjawab,” ujar Kapolsek Plupuh Sragen AKP Sunarso mewakili Kapolres Sragen AKBP Rafhael Sandhy Cahya Priambodo.

Kasus temuan mayat bayi itu pernah terjadi di wilayah hukum Polsek Sragen Kota, tepatnya di Dukuh Prayunan, Desa Kedungupit, Sragen Kota, pada 22 Februari 2019 lalu. Bayi laki-laki tersebut juga ditemukan di tepi Bengawan Solo dan hingga kini belum terungkap pelaku dugaan pembuangan bayi ke sungai itu.

Bayi dalam Tas Merah di Ngemplak

Bayi di dalam tas merah yang ditemukan di halaman rumah warga Desa Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, Jumat (10/1/2020). (Istimewa)
Bayi di dalam tas merah yang ditemukan di halaman rumah warga Desa Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, Jumat (10/1/2020). (Istimewa)

Sesosok bayi perempuan yang masih ada ari-arinya ditemukan telantar di halaman rumah Warsito, 44, warga Dukuh Welar, RT 001/RW 007, Desa Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, Jumat (10/1/2020) pagi.

Bayi itu dimasukkan dalam tas berwarna merah. Oleh pemilik rumah, bayi itu langsung dibawa ke bidan setempat kemudian dibawa ke Puskesmas Ngemplak yang juga berlokasi di Desa Pandeyan.

Polisi yang menyelidiki kasus ini menyimpulkan bayi yang dibuang merupakan hasil hubungan gelap. Ayah si bayi diduga berinisial O, 24, warga Pandeyan, Ngemplak, Boyolali. Sedangkan ibunya berinisial N, warga Laweyan, Solo.

Sadis! Siswi SMP Di Brebes Disekap Dan Dipaksa Threesome Bareng Tetangga

Kepala Desa Pandeyan, Dwi Purboyono, menyebutkan seorang tetangga menduga O sebagai ayah bayi itu lantaran dirinya kerap bertandang ke rumah O dan mengetahui hubungan gelap O dengan N.

Kasatreskrim Polres Boyolali, AKP Mulyanto, mewakili Kapolres AKBP Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan sudah mengamankan N di Mapolsek Ngemplak. Orang tua pembuang bayi itu dijerat dengan tiga pasal sekaligus dengan ancaman hukumannya di atas lima tahun penjara.

Ibu Bunuh dan Buang Bayi di Klaten

Bayi laki-laki yang dibuang di saluran irigasi dibawa petugas dengan ditutup kain dan plastik di Bendo, Daleman, Tulung, Sabtu (8/2/2020). (Solopos-Ponco Suseno)

Warga Bendo RT 010/RW 002, Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten, digemparkan dengan kasus pembuangan bayi laki-laki di saluran irigasi di kawasan itu, Sabtu (8/2/2020) siang pukul 13.00 WIB. Saat ditemukan beberapa bocah pencari cacing, bayi laki-laki tersebut sudah tak bernyawa.

Saat ditemukan tubuh bayi dalam kondisi telanjang dengan plasenta atau ari-ari masih utuh alias belum terpotong. Berat total bayi beserta plasentanya sekitar 4 kilogram dengan panjang sekitar 50 cm.

Kuat dugaan bayi dibuang di saluran irigasi tersebut sekitar pukul 12.00 WIB. Saat dicek, kondisi bayi masih bersih alias belum membiru. Dari pemeriksaan polisi, bayi itu dibunuh terlebih dahulu oleh ibu kandungnya sebelum dibuang. Bayi itu dibunuh dengan cara dibekap tak lama setelah lahir pada Sabtu dini hari.

PDIP Pusat Umumkan Paslon Pilkada, Kenapa Solo Tak Ada?

Informasi tersebut terungkap dari hasil pemeriksaan polisi terhadap DE, 40, perempuan asal Daleman, Klaten, yang ditangkap polisi pada Senin (10/2/2020). DE tak lain adalah ibu kandung bayi laki-laki tersebut.

DE tinggal di rumah yang berjarak kurang lebih 500 meter dari lokasi penemuan bayi. DE melahirkan anak ketiganya itu di rumahnya sendiri, Sabtu pukul 02.00 WIB.

DE tega menghabisi nyawa buah hatinya dengan alasan takut suaminya akan marah jika mengetahui dirinya melahirkan anak. Desi takut suaminya akan menuduhnya berselingkuh dan bahwa anak yang dikandungnya itu bukan anaknya karena selama ini suami Desi kerap bepergian ke luar Klaten dalam waktu lama.

Jasad Bayi di Waduk Lalung

Tim Inafis Polres Karanganyar bersama bidan puskesmas setempat dan BPBD Karanganyar melakukan olah TKP penemuan mayat bayi di selokan selatan Waduk Lalung, Jumat (14/2/2020). (Solopos/Sri Sumi Handayani)
Tim Inafis Polres Karanganyar bersama bidan puskesmas setempat dan BPBD Karanganyar melakukan olah TKP penemuan mayat bayi di selokan selatan Waduk Lalung, Jumat (14/2/2020). (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Warga Kampung Ngaliyan, RT 001/RW 001, Kelurahan Lalung, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar, dihebohkan kabar penemuan jasad bayi?dalam kardus di sebelah selatan selokan Waduk Lalung, Jumat (14/2/2020).

Jasad bayi itu ditemukan seorang warga Dukuh Trani, RT 001/RW 002, Desa Genengsari, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Supriyanto, yang memiliki warung di dekat lokasi penemuan bayi itu.

Saat ditemukan kardus dalam kondisi tertutup menggunakan perekat warna putih bening. Sejak tiga hari sebelumnya Supriyanto mencium bau bangkai.

Diundang ILC, Prof Suteki Tuding Kepala BPIP Yudian Wahyudi Menodai Agama



"Kardus masih utuh tetapi saat saya buka bagian badan tidak kelihatan. Posisi bayi meringkuk. Hanya kaki dan kepala yang memperlihatkan itu manusia," tutur dia.

Kasat Reskrim Polres Karanganyar, AKP Ismanto Yuwono, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Leganek Mawardi, menyampaikan jenazah bayi dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi Solo untuk autopsi. "Kami akan mengembangkan dan mendalani kasus ini untuk menemukan pelaku [yang membuang bayi]. Ini dibawa ke Solo untuk autopsi," jelas dia.

Hendak Telantarkan Bayi Tepergok Warga

Kapolsek Jebres, Kompol Juliana, saat menggelar jumpa pers kasus percobaan penelantaran bayi yang baru lahir oleh Wahyu Ardi Setyawan (tengah) di Mapolsek Jebres, pada Rabu (19/2/2020) siang. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Wahyu Ardi Setyawan, 18, warga Tegal Gede, Karanganyar, diserahkan ke Polsek Jebres, Solo, akibat hendak menelantarkan anaknya yang baru lahir di wilayah Ringroad Mojosongo, Solo, Selasa (18/2/2020) sore.

Dia berbohong kepada warga dengan menyebut bayi itu diterima dari orang tak dikenal. Padahal, bayi tersebut merupakan anaknya hasil hubungan di luar nikah dengan kekasihnya. Fakta itu terungkap setelah bayi malang itu diperiksa.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bayi tersebut merupakan anak kandung Wahyu bersama seorang wanita bernama Intan, 19, warga Ngringo, Jaten, Karanganyar. Kapolsek Jebres Solo, Kompol Juliana, menjelaskan, Intan melahirkan sendirian di indekosnya di Ngringo, Jaten, Karangamyar, Selasa pagi sekitar pukul 09.000 WIB.

Wahyu yang sedang bekerja pulang ke indekosnya bersama Intan sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah berdiskusi, Wahyu dan Intan sepakat tidak merawat bayi tersebut. Mereka hendak menyerahkan bayi itu kepada orang yang bersedia mengadopsi.

Sayangnya orang yang berniat mengadopsi bayi itu tidak bisa dihubungi. Akhirnya, Wahyu berinisiatif menyerahkan putri kecilnya ke panti asuhan. Dia bergegas keluar dari indekos membawa bayinya sambil kebingungan di sepanjang jalan.

Lantaran diguyur hujan, Wahyu lantas berteduh di warung kosong di kawasan Ringroad Mojosongo, Solo. Namun, bayi mungil itu terus menangis hingga akhirnya ketahuan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya