SOLOPOS.COM - Mbah Minten, 85, menunjukkan KTP lama tanpa NIK miliknya saat mengikuti vaksinasi Covid-19 di Balai Desa Slendro, Gesi, Sragen, Kamis (2/9/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Minten, 85, sempat membuat bingung petugas saat mengikuti vaksinasi Covid-19 di Balai Desa Slendro, Gesi, Sragen, Kamis (2/9/2021). Ia yang sudah lanjut usia dan datang diantar menantunya, Martiwi, 52, tanpa membawa kartu tanda penduduk (KTP).

Alhasil, warga Dukuh Jumbleng, Slendro, itu pun harus pulang kembali ke rumah untuk mengambil KTP. Sekembali ke Balai Desa, Minten pun menunjukkan KTP-nya. Namun, bukan e-KTP atau KTP model baru yang dilengkapi nomor induk kependudukan (NIK) yang ia tunjukkan kepada petugas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Minten menunjukkan KTP model lawas yang belum dilengkapi NIK. Rupanya Minten belum merekam data untuk membuat KTP elektronik.
Minten pun hanya bisa terdiam. Para petugas kesehatan berusaha mencari solusi karena mereka membutuhkan NIK untuk input data peserta vaksinasi ke aplikasi Smile dan P-Care.

Baca Juga: Simpan 300 Butir Obat Berbahaya di Bawah Kasur, Warga Tanon Sragen Dibekuk Aparat

Seorang tenaga kesehatan (nakes) memberitahukan ihwal KTP Minten kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang kebetulan menjadi petugas vaksinator. Yuni, sapaan Bupati, langsung memanggil Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen R Suparwoto supaya menyelesaikan persoalan itu.

Riwayat Kesehatan

Minten masih terdiam melihat sejumlah petugas sibuk mengurus KTP miliknya. Sesaat kemudian, Minten diminta cek kesehatan untuk skrining sebelum disuntik vaksin. Minten diperiksa tensi dan ditanyai tentang riwayat kesehatannya.

“Simbah pernah mondok di rumah sakit? Punya alergi obat, Mbah?” tanya nakes di bagian skrining kesehatan. Minten menjawab pertanyaan itu dengan gelengan kepala seraya berucap, “Boten [tidak].” Minten hanya mengaku batuk-batuk yang belum sembuh.

Baca Juga: Rebutan Tanah Seluas 887 M2, Begini Kronologi Perseteruan Warga dengan Perangkat Desa Jenar

Setahu Minten, kedatangannya ke balai desa itu hanya untuk meminta obat agar flu dan batuknya sembuh. Kalau sakit, Minten sudah terbiasa disuntik bidan atau klinik.

“Biasanya kalau disuntik di bokong. Mau disuntik di bokong atau lengan sama saja. Kalau boten disuntik boten marem [tidak puas],” kata Minten dengan dialek bahasa Jawa pedesaan.

Martiwi kembali pulang untuk mengambil kartu keluarga (KK) milik Minten karena kemungkinan NIK Minten sudah tercatat di KK. Ternyata benar, meskipun Minten belum punya KTP elektronik ternyata sudah punya NIK di KK.

Akhirnya, Minten bisa disuntik vaksin Sinovac dan pulang membawa paket sembako dari Baznas Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya