SOLOPOS.COM - Dokumentasi tim Studio Ubud. Foto diambil beberapa waktu lalu sebelum pandemi Covid-19. (Istimewa/ Dok.Studio Ubud)

Solopos.com, SOLO--Tangan dingin kreator muda Tanah Air di bidang animasi terbukti mampu bersaing di pasar luar negeri. Soloraya menjadi salah satu kota penyumbang produk animasi terbaik yang cukup diakui.

Studio Ubud salah satunya. Perusahaan yang menamai diri sebagai pabrik gambar ini berulangkali dipercaya untuk mendukung project anime film animasi dari Negeri Sakura. Meskipun hanya menggarap secara parsial, kerja tim Studio Ubud yang bermarkas di Solo Baru, Sukoharjo ini cukup membanggakan.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Studio Ubud tak bisa menyebutkan judul-judul yang pernah atau sedang dikerjakan. Namun berdasarkan penelusuran Solopos.com mereka pernah mendukung penggarapan sejumlah judul anime ternama seperti One Piece, O Maidens in Your Savage Season, dan JoJo Golden Wind. Nama studio mereka muncul di credit One Piece opening 22 dan 23 (alur Wano).

Hampir semua tim produksi gambarnya adalah anak muda jebolan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sederajat yang berasal dari Solo sekitarnya. Mereka cukup piawai mengerjakan project pesanan.

Ekspedisi Mudik 2024

Pjs Bupati Klaten Melarang Pengumpulan Massa Untuk Kampanye

Co Founder Studio Ubud Lindra Hismanto saat berbincang melalui zoom meeting, Jumat (25/9/2020), mengatakan kemampuan para kreator muda tanah air cukup bersaing. Pasar anime di Jepang juga cukup luas hingga tak ada habisnya untuk terus dieksplorasi.

Ubud sendiri sebenarnya berpusat di Jakarta, mereka mulai membuka kantor baru di wilayah Solobaru sekitar dua tahun lalu. Melihat potensi anak mudanya yang cukup besar di wilayah Solo sekitarnya.

Kendati demikian Lindra mengatakan kerjasama dengan mitra luar negeri harus siap untuk terus belajar dan mengeksplorasi diri. Mereka harus ikut training ulang jika ingin naik level garapan. Dua tahun di awal buka studio mereka tak ada pendapatan.

Hanya diisi dengan training, tes, dan lainnya dengan biaya sendiri. Setelah ada hasil mereka baru dipercaya mitra untuk menggarap sejumlah proyek, sedikit demi sedikit. Sampai hari ini telah mendukung sejumlah judul film animasi ternama.

Alhamdulillah, Pj Sekda Sukoharjo Widodo Sembuh Dari Covid-19

Film Pesanan

Kreator muda animasi Solo, Lolo Biru (istimewa)
Kreator muda animasi Solo, Lolo Biru (istimewa)

Sebelumnya Manimonki Studios yang beralamat di Jajar Solo juga kerap menggarap pesanan film animasi dari luar negeri. Yang paling sering adalah serial film pesanan dari Malaysia dan Singapura. Beberapa waktu film pendek mereka berjudul Sepi menyabet penghargaan Gold Winner di ajang South East Asia Kre8tif! Award 2020 yang diselenggarakan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC).

Sutradara sekaligus Founder Manimonki Studios, Yudhatama, saat diwawancara beberapa waktu lalu mengatakan kemenangan tersebut Manimonki Studios semakin dipercaya banyak pihak. Tawaran menggarap animasi dari sejumlah mitra dari Singapura mulai berdatangan.

Yudha menambahkan apalagi di era digital seperti sekarang ini semua proses produksi animasi bisa dikerjakan dari manapun. Asal punya skill yang memadahi, kreator daerah bahkan bisa bersaing dengan negara lain.

Termasuk kreator animasi dari Solo yang tergabung di Manimonki Studios, yang terbukti mampu mengalahkan para nominee lain di ajang penghargaan South East Asia Kre8tif! Award 2020 lalu.

“Kalau melihat kondisi sekarang ini saya sih optimistis ya kita semua bisa berkembang. Apalagi semua bisa saling terkoneksi dan garapan animasi dapat dikerjakan dari manapun,” tegasnya lagi.

Serikat Pekerja Di Indonesia Mogok Nasional, Ini Dasar Hukumnya…

Dukungan Modal

Co Founder Studio Ubud Lindra Hismanto menambahkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sebenarnya sangat mampu bersaing dengan pasar luar.

Peluangnya juga cukup besar. Apalagi sepengetahuannya pasar animasi terus berkembang meski di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Penikmat animasi datang dari berbagai usia dari muda hingga dewasa.

Namun ia melihat saat ini kreator Indonesia masih pada tahap mengerjakan karya untuk negara lain. Belum benar-benar menggarap dan membesarkan karya sendiri. Belum ada dukungan yang besar dari pemerintah maupun pihak pemodal.

Padahal menurutnya industri kreatif juga bisa jadi penopang ekonomi. Lindra menyontohkan bahwa serentetan produk animasi mulai dari komik, film animasi, hingga merchandise bisa menjadi sumber penghasilan yang besar.

Hal itu dibenarkan oleh kreator muda Solo, Lolo Biru. Pemilik Supermoon Comics ini memproduksi komik, animasi, hingga action figure dengan modal sendiri. Semua dikerjakan mandiri bersama tim mulai dari produksi hingga promosi di media sosial (medsos) pribadi. Sejauh ini belum ada dukungan yang masif dari pihak pemerintah. Ada beberapa wacana program namun belum terealisasikan sampai sekarang.

“Ya pendapatannya ada lah, sudah untung meski skala kecil. Tapi kalau untuk industri besar seperti Marvel atau DC ya masih sangat jauh. Kita semua kerja sendiri-sendiri,” terangnya.

Padahal Lolo melihat peluang besar industri kreatif. Untuk itu dia bertekad untuk melanjutkan karyanya yang sekarang berada di tiga bendera yakni Supermoon Comic, Kirani Animasi, dan Boose.

Lolo bergerilya sendiri dan terus menggarap produk-produk terbaik sesuai keinginan pasar. Kalaupun tak jadi industri besar, minimal dia tak pernah berhenti berusaha untuk menumbuhkan industri kreatif tanah air.



“Saya tetap optimistis suatu saat kita akan jadi besar ya. Yang penting bikin karya dulu. Pasar nanti yang nyari kita,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya