SOLOPOS.COM - Kawasan Tawangmangu Baru, kabupaten Karanganyar. (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pengusaha kuliner di kawasan Tawangmangu Baru, Kabupaten Karanganyar, sepakat mempersiapkan menu halal dalam sajian mereka. Persiapan ini untuk menyambut Tawangmangu Baru sebagai destinasi wisata kuliner dunia.

Ketua Paguyuban Kuliner Tawangmangu Baru, Suparmin, mengatakan wisatawan yang menjadi bidikan Tawangmangu Baru adalah para pelancong dari Timur Tengah. Sehingga produk atau menu makanan yang disajikan harus halal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami bersama anggota paguyuban kuliner di Tawangmangu ini sepakat melakukan standardisasi produk. Artinya, semua produk harus halal. Ini untuk menyongsong Tawangmangu sebagai destinasi kuliner dunia, di mana sasaran awal kita adalah wisatawan Timur Tengah yang umumnya menyukai daerah pegunungan,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di Wonder Park Tawangmangu, Senin (15/8/2022).

Selain halal, paguyuban juga berkomitmen tidak menjual minuman beralkohol dan melakukan standardisasi pelayanan.

Baca Juga: Resto di Tawangmangu Dilarang Ngepruk Harga, Teh Manis Cukup Rp3.000

Sebagai informasi Paguyuban Kuliner Tawangmangu ini berisi para pengusaha kuliner sekelas restoran dan kafe. Bukan warung.

Suparmin yang juga pemilik Grup Lawu Park ini menyebut salah satu kunci keberhasilan usaha kuliner adalah pelayanan yang bagus. Melalui pertemuan rutin sebulan sekali, anggota paguyuban saling berbagi informasi dan edukasi mengenai standar pelayanan yang bagus.

“Kami sepakati adanya standar layanan bagaimana memuliakan tamu. Tentu sekarang belum sempurna tapi kami terus berusaha untuk menyempurnakan pelayanan. Karena seluruh kunci sukses kluliner adalah pelayanan,” imbuh pria yang membawahi 35 pengelola usaha kuliner di kawasan Tawangmangu Baru ini.

Baca Juga: Lokasi Tawangmangu Baru, Surganya Wisata Kuliner Internasional

Pihaknya berharap semua pengelola resto dan kafe di Tawangmangu Baru dapat saling mendukung dan menguatkan, bukan bersaing. Ia juga meminta para pengelola usaha kuliner untuk tidak memberlakukan harga tak wajar alias ngepruk.

Sudah ada kesepakatan di antara anggota paguyuban bahwa harga makanan yang dijual harus wajar. Untuk nasi putih hanya Rp4000-Rp5.000 per porsi. Sedangkan teh manis Rp3.000-Rp4.000/gelas.

“Untuk menu lainnya silakan kami tidak membatasi, tapi yang wajar. Saya kira teman-teman juga punya standar harga yang wajar karena kalau tidak begitu juga akan ditinggalkan pelanggan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya