SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah tatap muka. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Anggota Komisi IV DPRD Solo, Asih Sunjoto Putro, mengakui biaya masuk sekolah dasar atau SD swasta memang lebih mahal dibandingkan sekolah negeri.

Menurutnya hal itu wajar karena semua pembiayaan sekolah swasta seperti honor guru dan lainnya mengandalkan pemasukan dari orang tua siswa atau wali murid.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka juga harus mandiri dalam pengelolaan gedung atau sarana dan prasarana yang ada. Jika ada bantuan pemerintah, menurutnya itu sifatnya hanya sebagai pendukung. “Masalah ini harus disikapi dengan bijak,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (3/10/2021).

Baca Juga: Wali Murid Solo Sambat Mahalnya Biaya Masuk SD Swasta, Sampai Rp21 Juta

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, Asih menilai SD swasta di Kota Solo juga harus bisa mempertanggungjawabkan besarnya biaya masuk sekolah yang dipatok tersebut. Konkretnya dengan memberikan pendidikan berkualitas yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan wali murid.

Ia mengatakan harus ada nilai lebih atas pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan jam belajar full day. Ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah negeri selesai pukul 13.00 WIB, sekolah swasta usai pukul 16.00 WIB.

“Dari sisi waktu belajar lebih panjang. Karena lebih panjang, otomatis banyak tambahan pelajaran yang menjadi ciri khas sekolah swasta. Ini lah yang menjadikan salah satu item biaya sekolahnya mahal, ada pembelajaran life skill,” katanya.

Baca Juga: Nenek Nuriah Sakit di Tahanan, Bagaimana Sidangnya di PN Solo Besok?

Pembelajaran Tidak Optimal karena Pandemi

Asih menjelaskan sekolah swasta termasuk jenjang SD dengan nuansa religius tinggi di Kota Solo biasanya mematok biaya masuk lebih mahal. Sebab banyak orang tua murid yang mencari sekolah seperti itu. Tujuannya agar anak tumbuh dalam pembelajaran agama yang mencukupi.

“Kalau saya lihat survei keinginan orang tua, salah satunya target hafalan juz Alquran. Yang itu tidak didapat di sekolah negeri. Makanya, penambahan target sesuatu yang berbeda itu lah yang berbanding lurus dengan biaya,” sambungnya.

Ihwal kondisi pandemi Covid-19 yang membuat pembelajaran tidak optimal lantaran dilakukan secara daring, Asih tak memungkirinya. Ia mengaku mendapat banyak keluhan orang tua murid tentang pembelajaran saat pandemi.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Solo Sudah Lampaui Target

“Saya sering mendapatkan keluhan tentang pembelajaran daring sekolah swasta tapi bayare jik padha wae. Waktu untuk life skill tambahan-tambahan jelas berbeda ketika offline, sehingga waktunya berkurang, dikeluhkan,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang wali murid yang baru saja mendaftarkan anaknya untuk masuk SD swasta di Banjarsari, Solo, mengeluhkan biaya masuk yang mahal. Wali murid itu menyebut untuk jalur istimewa biayanya Rp14,9 juta, sedangkan jalur reguler bisa mencapai Rp21 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya