SOLOPOS.COM - Sejumlah pengguna jalan melintas di kawasan Gladak Jl Slamet Riyadi Solo, Kamis (11/11/2021) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Kota Solo, Jawa Tengah, diklaim sebagai wilayah dengan biaya hidup termurah di Indonesia. Akan tetapi, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa biaya hidup di Kota Solo termasuk nomor tiga yang termahal di Provinsi Jawa Tengah.

Tinggi atau rendahnya biaya hidup di suatu daerah sebenarnya disebabkan oleh beragam faktor. Faktor utama adalah kondisi wilayah tersebut. Semakin ramai suatu wilayah, maka biaya hidup akan melonjak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data Jawa Tengah dalam Angka 2022 yang dirilis Badan Pusat Statistik sebagaimana dikutip Solopos.com, Selasa (10/5/2022), pengeluaran rata-rata perkapita penduduk Jawa Tengah selama sebulan menurut kelompok makanan pada 2021 sebesar Rp519.009.

Sedangkan pengeluaran perkapita menurut kelompok non makanan sebesar Ro529.600. Jika dijumlahkan, maka total pengeluaran penduduk Jawa Tengah selama sebulan rata-rata sebesar Rp1.048.609.

Berdasarkan data BPS, Kota Semarang menempati urutan pertama wilayah dengan rata-rata pengeluaran per kapita tertinggi di Jawa Tengah. Urutan kedua hingga lima berturut-turut adalah Kota Salatiga, Kota Solo, Kota Tegal, dan Kota Magelang. Kota Semarang bahkan masuk daftar kota dengan biaya hidup termahal nomor lima di Indonesia.

Baca juga: 5 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Jawa Tengah, Solo Masuk?

Rata-rata jumlah pengeluaran paling besar penduduk kota di Jawa Tengah bukan pada konsumsi makanan. Melainkan pada kelompok non makaanan yang meliputi belanja pakaian, bahan bakar minyak, perangkat elektronik, dan jasa lainnya.

Berikut total pengeluaran per kapita penduduk kota dengan biaya hidup termahal di Jawa Tengah:

Semarang Rp1.929.166
Salatiga Rp1.913.225
Solo Rp1.603.079
Tegal Rp1.522.241
Magelang Rp1.497.033

Baca juga: Kota Termahal di Jawa Tengah, Mana Hayo?

Biaya hidup

Sebagai informasi, pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian, maupun produksi sendiri yang dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut.

Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja. Hal ini tidak termasuk konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.

Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama sepekan yang lalu. Sedangkan untuk bukan makanan dihitung selama sebulan dan 12 bulan yang lalu. Baik konsumsi makanan maupun bukan makanan selanjutnya dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan.

Angka konsumsi/pengeluaran rata-rata per kapita yang disajikan dalam publikasi Jawa Tengah dalam Angka diperoleh dari hasil bagi jumlah konsumsi seluruh rumah tangga (baik mengkonsumsi makanan maupun tidak) terhadap jumlah penduduk.

Baca juga: Solo Diklaim Kota dengan Biaya Hidup Termurah di Indonesia, Setuju?

Hidup di Solo

Solopos.com sebelumnya pernah menurunkan ulasan bertajuk Mumpung Solo Masih Murah Meriah pada 17 Desember 2021. Ulasan itu memuat hasil Survei Biaya Hidup (SBH) terakhir yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 lalu. Berdasarkan SBH 2018, Solo memiliki rata-rata pengeluaran per kapita yang termasuk rendah atau peringkat ke-79 dari 90 kota pada 2018.

Rata-rata pengeluaran per kapita untuk konsumsi hanya sekitar Rp1,41 juta per bulan. Angka ini jauh lebih rendah daripada di Jogja yang mencapai Rp1,93 juta per bulan atau Malang yang lebih dari Rp2,28 juta per bulan.

Rata-rata pengeluaran per kapita nonkonsumsi juga jauh lebih rendah daripada kota-kota lain, yakni hanya Rp425.000-an per bulan. Dibandingkan dengan Jakarta yang mencapai Rp900.000-an per bulan atau Surabaya Rp1 jutaan per bulan, angka itu sangat kecil.

Total, pengeluaran per kapita warga di Solo hanya Rp1,8 jutaan per bulan. Angka itu tak sampai setengah dari pengeluaran per kapita warga Jakarta (Rp4,4 jutaan per bulan) atau Surabaya (Rp4,2 jutaan per bulan).

Baca juga: Murah, Biaya Hidup di Jawa Tengah Cuma Rp1 Jutaan?

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), B.R.M. Bambang Irawan, mengungkapkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan biaya hidup di Kota Bengawan relatif lebih murah. Dibandingkan kota-kota besar seperti Semarang, Jogja, Surabaya, Bandung, dan Jakarta, biaya hidup di Solo sangat rendah.

Akan tetapi faktanya jika ditarik pada kondisi di Provinsi Jawa Tengah, maka biaya hidup di Kota Solo termasuk daftar yang termahal. Meski hanya kota kecil, kehidupan di Solo hampir sama dengan kota besar. Bahkan jumlah pengeluaran per kapita penduduk Kota Solo pada 2021 tercatat sebesar Rp1.603.079. Perinciannya Rp638.158 untuk konsumsi makanan dan Rp964.921 untuk pengeluaran kelompok bukan makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya