SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sragen mengajak kakek-kakek asal Dukuh Grasak RT 042/RW 011, Desa/Kecamatan Gondang, Sragen, Mbah Sadiyo, 67, yang sempat viral pada 2017 lalu berkat aksinya menambal lubang jalan di Sragen untuk bersinergi.

Hal itu agar aksi Sadiyo yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung itu berjalan lebih efektif, sesuai dengan program Dinas PUPR. Sadiyo kembali melakukan kegemarannya menambal jalan yang rusak dan berlubang sejak dua bulan lalu. Lubang di Jembatan Tempursari di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ditambalnya dengan dana hasil penjualan barang-barang rosok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia menutup lubang itu selama 40 hari. Material semen dibeli dari hasil penjualan barang rosok sedangkan material pasir dan koral dimintakan dari sisa proyek bangunan.

Jembatan Tempursari di Ngawi itu sudah jadi perhatian Sadiyo sejak 2007 lalu. Jembatan itu diresmikan 1982 dan sampai sekarang belum tersentuh renovasi dari pemerintah.

“Jembatan itu melintang di jalan lintas provinsi. Saya tidak hanya menambal lubang jalan sekitar jembatan dan jembatannya tetapi juga mengecatnya,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com saat istirahat makan siang di warung makan sederhana di utara Pasar Hewan Gondang, Minggu (4/8/2019).

Setelah pekerjaan di jembatan tersebut selesai, Sadiyo beralih ke jalan milik pemerintah dari arah Pasar Hewan Gondang Sragen hingga tembus ke Banaran, Sambungmacan. Jalan di sebelah timur Pasar Hewan Gondang itu menjadi fokus pekerjaan Sadiyo.

Jalan itu bergelombang dan berlubang cukup dalam. Ia mengumpulkan material batu dari sisa pembangunan rel ganda yang tercecer di jalanan untuk menutup lubang jalan beraspal itu.

Pekerjaan menutup lubang jalan itu dimulai Selasa (30/7/2019) lalu hingga Sabtu (3/8/2019). Ia sudah menghabiskan empat sak semen. Tiga sak di antaranya bantuan warga yang melintas dan satu sak dihasilkan dari keringatnya sendiri.

Ia tidak ingin ada kecelakaan di jalan berlubang itu. Jalan beraspal itu hanya sepanjang 100 meter, selebihnya berupa jalan cor beton tetapi juga rusak parah karena betonnya pecah-pecah dan berlubang.

Sadiyo mulai melanjutkan pekerjaan tutup lubang di jalan itu pada Minggu (4/8/2019) pagi. Becak kayuh yang penuh barang rongsok dan peralatan tambal lubang jalan sudah disiapkan.

Material pasir, batu koral, masih tersisa beberapa sak di pinggir jalan. “Tadi pagi saat hendak melanjutkan tambal lubang jalan tiba-tiba ada orang yang mengaku dari DPU Sragen [Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Sragen] datang. Pejabat itu dengan sopan menegur saya supaya tidak melanjutkan lagi. Saya juga ditunjukan foto yang katanya viral di Facebook. Foto itu ternyata foto yang diambil pada penutupan lubang tahun 2017 lalu,” kisah Sadiyo.

Sadiyo juga diajak ke lokasi yang diunggah di Facebook ternyata jalannya sudah halus berupa aspal hotmix. Sadiyo menduga ada pihak-pihak yang mungkin tidak suka dengan aksinya sehingga mengunggah foto yang tidak sesuai dengan kenyataan.

“Dulu pas menambal lubang jalan Gondang-Banaran sempat ada yang mau memborgol tangan saya. Ya, saya lawan. Saya tidak punya niatan buruk. Saya gunakan uang sendiri dan untuk mencegah kecelakaan saja. Tapi akhirnya ya tidak berani,” katanya.

Bila tidak boleh tambal lubang jalan, Sadiyo berencana kembali ke habitatnya menjadi pemulung. Ia juga masih konsisten membawa bensin ke mana-mana untuk jaga-jaga bila ada orang yang kehabisan bensin.

Saat makan siang di warung, Sadiyo juga membeli bensin di pertamini depan warung itu untuk jaga-jaga. Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Sragen Marija justru bertanya siapa petugas Dinas PUPR yang menghentikan aksi Mbah Sadiyo.

Marija mengakui tidak mengetahui. Ia menyampaikan sejumlah ruas jalan rusak yang ditambal Mbah Sadiyo sudah diperbaiki Dinas PUPR pada 2018, seperti Jl. Tunjungan-Bangunrejo Gondang, Jl. Lingkar Gondang, Jl. Kaliwedi-Gondang dan seterusnya.

“Pada 2019 ini kami juga memperbaiki ruas jalan Gondang-Tunggul dan Bontit-Kaliwedi,” katanya

Kabid Bina Marga Dinas PUPR Sragen Albert Pramono Soesanto menyatakan tidak ada kebijakan DPUPR untuk menghentikan aksi Mbah Sadiyo. Albert mengakui ada Kasi Pemeliharaan Rutin Dinas PUPR yang menemui Mbah Sadiyo dengan tujuan mengonfirmasi foto viral di Facebook yang ternyata foto aksi 2017 lalu karena lokasi itu sudah bagus.

“Kami membolehkan aksi sosial Mbah Sadiyo terus berjalan. Akan lebih baik kalau aksi itu dikoordinasikan dengan tim kami karena lokasi yang ditambal Mbah Sadiyo saat ini tidak efektif. Kami memiliki Unit Reaksi Cepat untuk pemeliharaan jalan. Sangat bisa bila aksi Mbah Sadiyo disinergikan dengan tim Dinas PUPR. Kami mengapresiasi aksi yang dilakukan Mbah Sadiyo,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya