SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan garis potong di ruas tol soker di wilayah Dukuh Mojorejo, Desa Sawahan, Ngemplak, Minggu (23/10/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Tol Soker ruas Sawahan, Ngemplak, Boyolali, akhirnya dibongkar karena menjadi biang banjir.

Solopos.com, BOYOLALI — Ruas Tol Solo-Kertosono (Soker) di wilayah Dukuh Mojorejo, Desa Sawahan, Ngemplak, Boyolali, terpaksa dibongkar oleh pekerja kontraktor tol. Penyebabnya, ruas di bawah tol tersebut terdapat sebuah gorong-gorong yang menjadi pemicu banjir di desa itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pembongkaran dilakukan dengan cara memotong cor tol sepanjang 45 meter dan selebar 3 meter dengan memakai mesin potong. Meski demikian, proses pemotongan tol cukup menyita waktu lama dan banyak tenaga. Penyebabnya, jalan tol sudah telanjur jadi dan rigid beton juga sudah mengeras.

“Setelah pemotongan jalan tol ini ini selesai, gorong-gorong akan dipasangi box culvert yang lebih besar volumenya,” ujar pelaksana proyek tol, Teguh, kepada Solopos.com, Minggu (23/10/2016).

Teguh mengatakan, box culvert yang akan dipasang selebar 2 meter dan ketinggian 1,5 meter. Ukuran tersebut sudah sesuai standar dan dijamin tak akan menimbulkan banjir lagi di Sawahan seperti selama ini. Sementara itu, gorong-gorong yang telah terpasang berwujud drainase berdiameter hanya sekitar 1 meter.

“Pembongkaran tol ini menjadi tuntutan warga lantaran gorong-gorong di bawah tol tak mampu menampung volume air,” paparnya.

Pembongkaran ruas tol itu adalah buntut dari aksi para petani dan warga Desa Sawahan yang merobohkan tembok pembatas tol Soker. Aksi penggempuran tembok Tol Soker dipicu oleh banjir di sawah dan permukiman mereka lantaran gorong-gorong tol terlalu kecil.

Sedikitnya, ada dua titik tembok tol Soker yang digempur petani dalam jarak sekitar 100 meter di Dukuh Mojorejo, Sawahan. Satu titik tembok yang dirobohkan selebar 3 meteran. Petani mengaku sengaja menggempur tembok tol dan saluran irigasi di bawahnya karena dituding menjadi penyebab kesengsaraan petani. Selain merusak sawah, tak berfungsinya saluran irigasi juga membuat rumah warga terendam banjir.

Aksi penggempuran tersebut sempat memicu ketegangan antara warga, petani, dan kontraktor tol yang mengancam akan memidanakan warga perusak tol. Sebaliknya, petani siap melawan dengan dalih bahwa sebelum menggempur tembok tol, mereka mengaku sudah melayangkan protes terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya