SOLOPOS.COM - Putra almarhum Mangkunagoro IX, GPH Bhre Cakrahutomo Wirasudjiwo (ketiga dari kiri), berbincang dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kedua dari kanan), pada malam peringatan 100 hari mangkatnya KGPAA Mangkunegara (MN) IX di Pringgitan Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (19/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sosok Bhre Cakrahutomo sebagai penerus takhta Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, menyedot perhatian publik. Pria muda yang ditunjuk sebagai Mangkunegara X tersebut selama ini juga memiliki pekerjaan di Ibu Kota Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso, Selasa (1/3/2022). Dia menyebut belakangan ini putra bungsu mendiang KGPAA Mangkunagoro IX itu bekerja sebagai pengacara di Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat ini sebagai pengacara wonten Jakarta. Kalau di Pura Mangkunegaran Solo, [Bhre] sudah dipercaya untuk mengawasi revitalisasi di Pura Mangkunegaran,” terang Lilik.

Baca juga: Profil Bhre Cakrahutomo, Mangkunegara X

Diberitakan sebelumnya, Bhre Cakrahutomo merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Setelah lulus dari FH UI, Bhre bergabung di salah satu firma hukum Jakarta yang digarap bersama rekan-rekannya.

Meski demikian, dia tetap diberi tanggung jawab oleh mendiang ayahnya untuk ikut mengurus Pura Mangkunegaran. Tanggung jawab itu adalah mengawasi revitalisasi di Pura Mangkunegaran.

Berdasarkan catatan Solopos.com, revitalisasi Pura Mangkunegaran yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) meliputi sejumlah bangunan, seperti Ndalem Ageng dan Pringgitan.

Baca juga: Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X, Apa Tugasnya?

Selain itu revitalisasi yang dilakukan pada 2021 menyentuh sebagian kecil Pendapa, Ndalem Prangwedanan bagian utara, dan Reksa Pustaka. Revitalisasi Pura Mangkunegaran dilakukan untuk mengembalikan fungsi dan daya tarik.

Kini si bungsu dari permaisuri telah ditunjuk sebagai penerus takhta. Tugasnya adalah menjaga budaya, karena Pura Mangkunegaran tidak memiliki kedaulatan sendiri sejak terjadinya revolusi sosial di Kota Solo pada 1945-1946.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya