GUNUNGKIDUL–Setelah sempat vakum enam tahun, PMI Gunungkidul menggelar Jumpa Bhakti Gembira Palang Merah Remaja (Jumbara PMR) di Puslatpur Paliyan. Jumbara akbar ini akan digelar empat hari dan resmi dibuka Kamis (5/7).
Ketua PMI Gunungkidul Sumedi mengatakan Jumbara ini akan dikuti 1.120 pelajar dari perwakilan seluruh sekolah. Kegiatan ini sebagai persiapan awal membentuk PMR di setiap sekolah di Gunungkidul.
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia
“Salah satu upaya kami adalah membentuk PMR di seluruh sekolah yang memang diwajibkan terbentuk mulai tahun ini,” kata Sumedi didampingi Supriyanto, ketua panitia Jumara kepada Harian Jogja di markas PMI Gunungkidul, Selasa (3/7).
Surat kesepakatan bersama Kemdikbud dengan PMI Pusat memang menginstruksikan sekolah wajib membentuk PMR sebagai bagian dari wadah pembekalan peserta didik. Dari ratusan sekolah di Gunungkidul, baru 19 yang telah membentuk PMR masing-masing beranggotakan 30 orang.
“Ke depan tiap sekolah wajib memiliki PMR sebagai bagian dari pendidikan siswa sejak tingkat SD, SMP dan SMA,” imbuh Sumedi.
Supriyanto menambahkan pada kegiatan ini akan dikenalkan pendidikan dasar kepalangmerahan. Dia menjelaskan sekolah tidak perlu cemas karena kegiatan menyangkut PMR dibiayai Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Kegiatan travelling kepalangmerahan akan memperkenalkan kepada peserta Jumbara di antaranya mengenai kepemimpinan, sanitasi dan kesehatan, kesiapsiagaan bencana, kesehatan remaja, pos pertolongan pertama, kepalangmerahan hingga donor darah. Adapun berbagai kegiatan lain menyangkut kreasi remaja dan lingkungan hidup, informasi dan komunikasi, cerdas cermat yang meliputi kegiatan bhkati dan gembira seperti paduan suara, pentas seni, dan olahraga.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
