SOLOPOS.COM - Jembatan Balong peninggalan Belanda di Batuwarno, Wonogiri yang terbuat dari kayu, Kamis (13/2/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI – Jembatan Balong yang terbuat dari kayu peninggalan kolonial Belanda di Wonogiri masih kokoh berdiri. Jembatan kayu yang dibangun pada 1918 berada di Dusun Sukosari, Desa Kudi, Batuwarno, Wonogiri.

Sampai saat ini, jembatan dari papan kayu itu dijadikan jalur alternatif bagi warga yang ingin mempersingkat jarak tempuh. Khususnya warga Kecamatan Batuwarno dan Kecamatan Karangtengah yang akan menuju ke Kecamatan Nguntoronadi atau Kota Wonogiri, daripada melintasi Kecamatan Baturetno dan sebaliknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Begitu juga dengan warga Desa Sumberagung dan Desa Ronggojati yang hendak menuju Kecamatan Tirtomoyo dan sebaliknya.

Ngemal Lagi! Jokowi Main Bareng Jan Ethes di Hartono Mall Sukoharjo

Melihat potensi Jembatan Balong dapat digunakan sebagai jalur penghubung dua wilayah atau jalan alternatif, pada 1969 Dinas Pekerja Umum (DPU) Wonogiri memberi bantuan berupa kayu jati agar bisa dilintasi kendaraan.

Kayu jati yang sudah dihaluskan tersebut dibentuk balok kemudian diletakkan di atas besi dan disekrup. Setelah diberi kayu, lebar Jembatan Balong bertambah menjadi empat meter.

Jembatan Balong peninggalan Belanda di Batuwarno, Wonogiri yang terbuat dari kayu, Kamis (13/2/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

“Saya masih punya sedikit sisa kayu jati yang digunakan untuk membuat jembatan tersebut. Kebetulan saat membuat jembatan, saya yang ditugasi untuk mengelola penerimaan barang dari pemerintah,” terang Sadimun, salah satu warga Sukosari yang ditemui Solopos.com di Jembatan Balong, Kamis (13/2/2020).

Sadimun mengatakan, sekitar 1981 lalu sebagian kayu Jembatan Balong diganti dengan yang baru. Sebab, ada sebagian kayu yang dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan.

“Dulu hanya orang yang berani saja yang melintasi jembatan tersebut. Karena empat besi tersebut tidak menyatu, tetapi ada renggang jaraknya,” kata dia.

Ajaib! Sopir Truk Tronton Terjun ke Sungai Selamat dari Maut Berkat Syahadat dan Al-Qur’an

Meskipun terbuat dari kayu, kontruksi Jembatan Balong sangat kuat. Berbagai kendaraan kecil maupun besar seperti truk dan bus mini sering melintasi jembatan tersebut sebagai jalan alternatif.

Menurut Sadimun, besi fondasi buatan peninggalan zaman Belanda itulah yang membuat Jembatan Balong kuat dilalui berbagai kendaraan.

4 Fakta Unik SMA N 7 Solo, Pernah Numpang di SMA N 3 Solo

“Jembatan warisan Belanda yang dulunya hanya berupa besi dan masih rawan, kini jembatan tersebut dapat dijadikan jalur alternatif beberapa kendaraan. Meskipun kontruksi bangunannya berupa kayu balok dan besi dibawahnya sudah 100 tahun lebih,” kata Sadimun.

Pada 1992-1993, DPU Wonogiri juga merenovasi saluran irgasi dengan membangun dinding sungai di bawah Jembatan Balong mengunakan batu yang dicampur gamping.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya