SOLOPOS.COM - Seorang pengendara motor dan mobil berhenti di depan pintu palang manual yang sudah dijaga petugas di perlintasan sebidang Bedowo, Jetak, Sidoharjo, Sragen, Selasa (26/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Warga dari dua desa, yakni Jetak, Kecamatan Sidoharjo dan Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Sragen akhirnya iuran untuk mempekerjakan delapan penjaga pintu palang perlintasan KA Bedowo. Tak mau ada lagi kecelakaan yang merenggut korban jiwa, warga akhirnya mengalah iuran setelah Pemkab Sragen dan PT KAI tak bisa mengalokasikan anggaran untuk menggaji penjaga tahun ini.

Ada delapan penjaga pintu palang yang bekerja 24 jam dengan sistem sif sejak Minggu (24/10/2021) lalu. Mereka digaji dari hasil iuran warga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut keterangan Kepala Desa Jetak, Siswanto, gaji penjaga nilainya Rp1 juta per bulan dan diberikan sarana serta prasarana penunjang. Untuk pos penjagaan, ujar dia, sudah dibangunkan dari perusahaan swasta.

Baca Juga: PT KAI dan Pemkab Sragen Angkat Tangan, Warga Iuran Jaga Perlintasan KA

“Mereka sif tiga kali dalam 24 jam, sehingga per sif lamanya delapan jam. Mereka mulai bertugas Minggu lalu. Sebelumnya sudah saya janji, petugas jaga harus berijazah SMA, tidak boleh mabuk saat berjaga. Sebelum mulai bekerja ternyata sudah ada dua orang yang mengundurkan diri sehingga harus mencari orang lagi,” katanya, Selasa (26/10/2021).

Siswanto mengungkapkan estimasi kebutuhan anggaran untuk menggaji delapan penjaga pintu palang perlintasa KA Bedowo selama 2,5 bulan itu sekitar Rp17 juta-Rp18 juta. Saat ini sudah terkumpul anggaran sekitar Rp13 juta.

Iuran itu dipungut secara sukarela dari warga Desa Jetak dan Desa Jurangjero bersepakat untuk iuran sukarela. Dia mengatakan setiap rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) dibebani iuran Rp50.000.

Baca Juga: Perlintasan Maut KA Bedowo Jetak, 4 Kecelakaan Selalu Telan Korban Jiwa

“Kemudian kades membantu masing-masing Rp1 juta. Camat membantu Rp1 juta. Pak Sekda juga ikut membantu Rp3 juta. Ada para pengusaha sekitar juga ikut membantu Rp500.000-Rp1 juta per orang. Seperti di Jetak itu ada 42 RT dan 10 RW hanya terbebani sekali mengeluarkan dana sukarela. Semua terkumpul sekitar Rp13 juta sehingga masih kurang Rp4 juta-Rp5 juta,” katanya.

Siswanto mengatakan Bupati baru bisa mengalokasikan anggaran pada Januari 2022 untuk memasang pintu palang otomatis. Selama 2,5 bulan dari Oktober-Desember 2021, tanggung jawab penjagaan perlintasan diserahkan ke desa.

Dia mengatakan jalur Jetak-Jurangjero itu memang jalur ramai. Hal itu terlihat saat pintu palang ditutup, lanjut dia, banyak kendaraan yang berhenti di sebelah utara dan selatan perlintasan sebidang. “Dengan penjagaan itu harapannya tidak ada lagi kecelakaan KA. Selama ini sudah ada lima kasus kecelakaan lalu lintas. Kami memohon kepada Bupati segera diberi akses pos penjagaan permanen dan pintu palang otomatis,” jelasnya.

Baca Juga: Pemkab Sragen Tagih Janji PT KAI Pasang Palang Pintu Perlintasan KA

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, Davit Hendrata, sudah mendapatkan informasi bila petugas mulai berjaga di perlintasan KA Bedowo. Dia mengatakan sementara pengadaan penjaga dilakukan oleh desa. “Peran Pemkab Sragen nanti di awal tahun. Kebutuhan anggaran baru pengajuan ke Pemkab,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya