SOLOPOS.COM - Bendungan Nawangan (pusdataru.jatengprov.go.id)

Solopos.com, WONOGIRI – Tiga bendungan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dalam sorotan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo karena kondisinya berpotensi membahayakan keselamatan warga.

BBWS Bengawan Solo menyusun dokumen tindak darurat untuk tiga bendungan di Wonogiri yang sedang disorot tersebut yaitu Bendungan Songputri, Nawangan, dan Parangjoho.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rencana tersebut disampaikan pada pertemuan konsultasi masyarakat yang dihadiri camat dan kepala desa di kecamatan Eromoko, Giriwoyo, Giritontro, Wuryantoro.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) pun turut hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan di Ruang Kahyangan Komplek Sekretariat Daerah Wonogiri, Rabu (25/5/2022).

Kepala BBWS Bengawan Solo, Agus Rudiyanto, mengatakan Bendungan Songputri, Nawangan, dan Parangjoho memiliki manfaat yang besar dalam pengelolaan sumber daya air bagi masyarakat.

Baca Juga: Identifikasi Penyebab dan Solusi Banjir di Solo, BBWSBS Undang Pakar

Tetapi bendungan tersebut juga memiliki potensi bencana besar. Keruntuhan bendungan akan menyebabkan banjir sampai jauh ke hilir. Hal itu dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

“Untuk potensi bencana tersebut setiap bendungan harus dipantau dan dipelihara dengan baik. Sehingga pengelola bendungan dapat memgetahui permasalahan yang terjadi dan dapat menentukan langkah yang diperlukan. Selain menjamin infrastuktur pendukung, bendungan juga dapat berfungsi sebagaimana mestinya,” kata Agus saat dihubungi Solopos.com, Rabu sore.

Oleh sebab itu, kata Agus, BBWS Bengawan Solo selaku pengelola bendungan harus menyusun dokumen rencana tindak darurat.

Baca Juga: Bendungan Jokowi di Wonogiri Bikin Penasaran Banyak Orang, Kenapa?

Dokumen tersebut berfungsi sebagai petunjuk pengamanan bendungan, penyelamatan masyarakat, dan lingkungan.

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWS Bengawan Solo, Sri Wahyu Kusumatuti, menyampaikan tiga bendungan tersebut masih dalam proses penyusunan izin operasi.

Salah satu syaratnya harus menyusun dokumen tindak darurat sesuai dengan peraturan menteri (Permen) PUPR nomor 27 tahun 2015.

Baca Juga: Malih Dadi Segara dan Bencana yang Diundang

“Rencana tindak darurat bukan karena bendungan tersebut tidak aman. Posisinya aman. Saya tegaskan masih aman. Kinerjanya juga cukup baik. Tetapi itu merupakan salah satu prasyararat kesiapsiagaan kita apabila terjadi kegagalan bendungan. Bendungan ini mempunyai manfaat yang luar biasa bagi masyarakat. Tetapi mengandung resiko dalam melaksanakan fungsinya. Resiko ini yang kita antisipasi melalui dokumen rencana tindak darurat,” ujar Wahyu saat dihubungi Solopos.com via telepon WhatsApp, Rabu sore.

Lebih lanjut, ada empat kondisi bendungan yang harus diantisipasi dalam rencana tindak darurat.

Empat kondisi tersebut yaitu upnormal, waspada, siaga, dan awas. Setiap kondisi ini ada tahapan-tahapan.

Baca Juga: Bendungan Pidekso Wonogiri Ramai Pengunjung, Karang Taruna Tuai Berkah

Misal terjadi kondisi waspada, tidak otomatis langsung naik ke kondisi siaga. Jika pada saat kondisi waspada bisa ditanggulangi, berarti bisa diturunkan ke kondisi upnormal.

“Tetapi misalnya kondisi ini [waspada] tidak bisa ditangani, kita harus sudah siap punya rencana kerja. Kalau misalkan bendungan ini benar-benar jebol. Nanti masyarakat harus dievakuasi di mana dan kerugiannya seperti apa. Untuk sekarang [kondisi bendungan] normal,” jelas dia.

Wahyu menambahkan, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo sangat mendukung rencana penyusunan dokumen tindak bencana.

Baca Juga: Bendungan di Jatiroto Wonogiri Tiba-Tiba Ambrol

Bupati menegaskan bendungan harus berfungsi secara optimal untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.

Joko Sutopo menuturkan pertemuan konsultasi masyarakat tersebut bertujuan menyosialisasikan rencana penyusunan dokumen tindak darurat.



Tim BBWS Bengawan Solo telah mengidentifikasi status bendungan saat ini masih dalam kondisi normal. Tapi masih perlu sedikit perbaikan agar tidak mengubah status ke upnormal, waspada, atau siaga.

Baca Juga: Pintu Bendungan Serbaguna Wonogiri Mulai Dibuka

“Usulan kami, tingkat kenormalannya tidak hanya pada bendungan saja, tapi juga fungsinya. Sehingga infrastruktur pertanian bisa berjalan baik. Tapi saaat ini masih tahap penyusunan dokumen risiko. Ke depan, kami akan menuju ke sana [perbaikan infrastruktur pertanian],” kata Jekek, sapaan akrab Bupati Wonogiri itu saat ditemui wartawan, Rabu siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya