SOLOPOS.COM - Pengelola Gudeg Tuman, Sri Hastuti, menyiapkan pesanan yang diorder dari aplikasi GoFood di warungnya di Jl. Siwalan No.1 Kerten, Laweyan, Solo, Jumat (19/11/2021). (Solopos.com/Chrisna Chanis Cara)

“Saya benar-benar hutang budi dengan GoFood dan driver Gojek.” Kalimat itu langsung terucap dari Andini Saputri saat Solopos.com, mengajaknya ngobrol soal Ketoprak Jakarta Mpok Leha. Usahanya itu berdiri tahun 2016, tak lama setelah Gojek membuka kantor cabang di Soloraya. Saat itu masih sedikit usaha kuliner yang bergabung di layanan GoFood wilayah tersebut.

Karena masih baru, sejumlah usaha berpikir dua kali saat ditawari bergabung dengan GoFood. Belum banyak kisah sukses yang ditawarkan. Namun Andini yang notabene pengusaha pemula melihat prospek besar dari aplikasi pesan antar makanan daring ini. Kebetulan, lokasi berjualan Andini tak terlalu strategis karena jauh dari pusat kota. Dia memakai rumah mertuanya di Jl. Sidomukti, Cemani, Grogol, Sukoharjo, untuk memulai berwirausaha. Saat itu kondisi keuangannya berada di titik minus. “Hutang saya dulu banyak. Angsuran sebulannya sampai Rp6 juta,” tutur perempuan asal Jakarta ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berbekal tekad untuk keluar dari krisis finansial, Andini memberanikan diri merintis usaha dengan GoFood. Saat itu dia tak memiliki ekspektasi usahanya bakal segera laris. Namun bayangannya ternyata meleset. Perempuan berkerudung ini langsung mendapatkan pesanan ketoprak hingga ratusan porsi setiap hari. Bahkan sehari, dia pernah mendapat pesanan 300 porsi yang membuat tangannya pegal mengulek sambal kacang. Usut punya usut, saat itu ketoprak Jakarta memang masih langka di layanan GoFood. Kemampuan Andini menghasilkan rasa ketoprak Jakarta yang otentik membuat Mpok Leha terus dibanjiri pesanan. “Waktu itu ternyata cari ketoprak Jakarta di GoFood susah. Saya seneng banget langsung viral. Mungkin banyak warga Ibukota di Solo yang kangen dengan ketoprak Jakarta,” ujarnya.

Baca juga: Targetkan Nol Persen Kemiskinan Ekstrem 2024, Ini Strategi Pemerintah

Keterikatan batin Andini dengan para driver Gojek pun terbentuk seiring interaksi setiap hari. Tak jarang para driver membantu pekerjaan di warung sembari menunggu pesanan yang biasanya silih berganti datang di Mpok Leha. Sebelum masa pandemi Covid-19, omzet Mpok Leha per hari bisa lebih dari Rp2 juta. Sebanyak 80% omzetnya dihasilkan dari layanan GoFood. “Driver Gojek itu marketing paling tulus. Tidak saya minta, mereka ikut mempromosikan usaha saya. Mereka udah kaya keluarga banget,” ucap mantan pegawai bank itu.

GoFood pun turut menyelamatkan Ketoprak Mpok Leha dari gelombang pandemi Covid-19. Penjualan mereka sempat turun karena warga takut tertular corona hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun badai itu mampu dilalui Mpok Leha tanpa memberhentikan pekerjanya. Ketoprak Mpok Leha kini mulai stabil dengan penjualan sekitar 100 porsi per hari. Di akhir pekan, penjualannya meningkat menjadi 150 porsi. “Berkat GoFood, hutang besar saya di bank saya selama lima tahun lunas. Tahun kemarin selesai angsurannya,” ujar Andini yang setiap Jumat memberikan ketoprak gratis bagi para driver aplikasi online.

Gojek GoFood
Pengelola Ketoprak Jakarta Mpok Leha mengajak para driver Gojek untuk makan ketoprak gratis di restorannya di Jl. Sidomukti, Cemani, Grogol, Sukoharjo, beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Baca juga: Rintis Usaha Saat Pandemi? Selama Ada GoFood, Siapa Takut!

Jasa GoFood

Warung Gudeg Tuman juga menjadi salah satu UMKM yang melejit setelah memakai jasa GoFood. Senada Mpok Leha, Gudeg Tuman ikut “mbabat alas” bersama GoFood sejak 2016. Tahun kedua memakai GoFood, omzet gudeg yang kini berlokasi di Jl. Siwalan No.1 Kerten Laweyan Solo itu pernah menembus Rp20 juta per bulan. Gudeg Tuman bahkan diberi hadiah Gojek karena menjadi usaha dengan penjualan GoFood terlaris keenam di Solo. Saat itu Gudeg Tuman masih membuka lapak di trotoar Jl. Adi Sucipto (depan gedung yang kini menjadi RS JIH). “Gudeg Tuman semakin dikenal warga setelah pakai GoFood. Saya bisa membiayai kebutuhan sehari-hari dan pendidikan kedua anak saya dengan lancar,” ujar Yuni Permitasari, pemilik Gudeg Tuman.

Sehari-hari dia bersama sang ibu, Sri Hastuti, mengelola usaha gudeg bersama-sama. Jatuh bangun pun mereka rasakan. Tahun 2019 mereka harus angkat kaki dari lokasi jualan awal karena pembangunan RS JIH. Mereka pun bergeser lokasi di seberang jalan tempat usaha lama hingga kemudian pindah ke Kerten sebulan terakhir. Seringnya mereka pindah lokasi usaha dua tahun terakhir membuat pelanggan sempat bingung. Lagi-lagi GoFood membantu omzet mereka tetap aman meski harus mengawali usaha di tempat anyar. Saat pandemi, gudeg yang terkenal dengan suwiran ayam kampungnya itu berpenghasilan sekitar Rp300.000 sehari. “Orderan online sangat membantu saat kami merintis usaha lagi di tempat baru. Jadi tidak terlalu banyak kehilangan pelanggan. Apalagi saat pandemi seperti ini setiap rezeki sangat berharga,” ujar Mita, sapaan akrabnya.

VP Corporate Affairs Transport & Logistic Gojek, Teuku Parvinanda, mengatakan GoFood kini sudah memiliki lebih dari 34 juta menu yang dapat dipilih para pelanggan. Banyaknya menu yang ditawarkan membuat GoFood menjadi salah satu layanan favorit di aplikasi Gojek. “Kami juga banyak memberikan promo dan keamanan ekstra dalam pemesanan makanan sehingga konsumen dan pelaku usaha ikut diuntungkan,” ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya