SOLOPOS.COM - Para pedagang, pegiat Formas, dan pejabat Disperindag mengikuti audiensi terkait polemik penataan pedagang Pasar Masaran di ruang serbaguna DPRD Sragen, Rabu (8/2/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Permasalahan penataan pedagang Pasar Masaran, Sragen, seusai direvitalisasi hingga kini tak kunjung kelar.

Solopos.com, SRAGEN — Ketua Forum Masyarakat Sragen (Formas), Andang Basuki, mendesak Disperindag Sragen proaktif mencari win-win solution atas persoalan yang dihadapi 30-an pedagang Pasar Masaran, Sragen, setelah revitalisasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setelah beberapa kali aksi unjuk rasa dan mediasi yang dilakukan pedagang bersama Formas belum membuahkan hasil seperti harapan pedagang. Mediasi terakhir pedagang didampingi Formas bersama DPRD dan Disperindag Sragen, Selasa (27/2/2018) lalu, pun masih mentok.

“Beberapa hari lalu kami mediasi di DPRD dengan dipimpin Pak Pur [Bambang Widjo Purwanto] dan Ketua Komisi II DPRD, Sri Pambudi. Tapi masih belum ada hasil menggembirakan atas persoalan pedagang,” ujar Andang, Jumat (2/3/2018).

Dia mengakui saat itu DPRD mendesak Disperindag agar segera mencari jalan keluar terbaik bagi para pedagang. Tapi perwakilan dari Disperindag yang ikut mediasi menyatakan tidak berani mengambil keputusan strategis saat itu.

Baca juga:

“Perwakilan yang datang dari Disperindag Kepala Bidang Pasar, Pak Untung [Kepala Disperindag Sragen] tidak datang. Alhasil ya belum ada solusi menggembirakan atas masalah pedagang walau DPRD sudah mendesak Disperindag,” kata dia.

Andang menjelaskan tuntutan pedagang sederhana yaitu ditempatkan di los bagian depan pasar seperti saat sebelum dilakukan revitalisasi pasar. Sebab selama menempati bagian tengah pasar, omzet para pedagang itu turun drastis.

Kepala Disperindag Sragen, Untung Sugihartono, saat diwawancarai wartawan secara terpisah, mengaku sudah mengambil langkah-langkah terbaik dalam penataan pedagang Pasar Masaran pascarevitalisasi pasar tersebut.

“Mulai dari proses awal sudah ada sosialisasi, penawaran kepada pedagang, dan pedagang sudah setuju sehingga dilakukan. Tapi bila ada pedagang yang belum pas wajar-wajar saja. Tapi kami tetap akan lakukan yang terbaik,” imbuh dia.

Disinggung ihwal penataan pedagang pascarevitalisasi, Untung menyatakan proses penempatan pedagang sudah final sehingga bila ada pedagang yang minta pindah mesti ada komitmen bersama dari berbagai pihak. Berdasarkan catatan Solopos.com, para pedagang Pasar Masaran beberapa kali menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengembalian mereka ke bagian depan los pasar.

Salah satunya aksi menggelar dagangan di halaman Kantor Disperindag Sragen. Tapi hingga kini tuntutan mereka tak dipenuhi Disperindag sehingga mereka terus berunjuk rasa dan melakukan audiensi. Masalah muncul pascarevitalisasi lantaran sebagian pedagang merasa dirugikan lantaran ditempatkan di tengah pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya