SOLOPOS.COM - Putra pertama almarhum Mangkunagoro IX, GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara (kiri), berpelukan dengan adiknya, GPH Bhre Cakrahutomo Wirasudjiwo (kedua dari kiri), saat acara malam peringatan 100 hari mangkatnya KGPAA Mangkunegara IX di Pringgitan Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (19/11/2021) malam. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Susanto, berharap suksesi kepemimpinan di Pura Mangkunegaran berlangsung damai tanpa adanya polarisasi. Hal itu mengingat pentingnya posisi Pura Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan.

Sampai hari ini sumbangan terbesar Pura Mangkunegaran, kata Susanto, memang terletak pada bidang kebudayaan. Pura Mangkunegaran menjadi satu-satunya sumber informasi soal kolonial.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Info soal kolonial ada lengkap di Perpustakaan Mangkunegaran. Kalau sampai tidak ada yang mengelola atau hilang, publik akan terputus dengan sejarah masa lampau,” terangnya saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (21/1/2022).

Baca Juga: Suksesi Mangkunegaran Memanas, Ini Kata Pemerhati Budaya Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam suksesi di Pura Mangkunegaran Solo, khususnya penentuan calon penerus Mangkunagoro IX, Susanto menekankan hal itu sudah menjadi keputusan besar pihak keluarga. Menurutnya, siapa pun tak bisa melakukan intervensi karena masalah internal istana.

Terlebih, fungsi Mangkunagoro nantinya bukanlah kepala pemerintahan, namun kepala kerabat. Kalau akhirnya keluarga sudah memutuskan, menurut Susanto, semuanya harus legawa mengingat musyawarah tersebut merupakan keputusan tertinggi.

Antara yang dipimpin dan yang memimpin harus hanebu sauyun atau seperti batang tebu yang terikat. Hanebu sauyun merupakan konsep manajemen konflik ala Mangkunagoro I yang terbukti bisa meredam permasalahan internal.

Baca Juga: Suksesi Mangkunegaran Solo, Paundrakarna Sebut Bhre Boneka Ibunya

Komentar Paundra di Instagram

“Karena nanti akan agak lucu kalau satu dinasti yang enggak punya koneksi dengan pembuatan kebijakan masyarakat, malah berkonflik. Harapannya tetap adem,” katanya.

Sebelumnya suksesi kepemimpinan di Pura Mangkunegaran Solo mulai memanas saat Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat, mengatakan calon Mangkunegara X (MN X) mengerucut pada GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.

Bhre yang berusia 24 tahun merupakan putra kandung KGPAA Mangkunegara IX (MN IX) bersama permaisuri GKP Prisca Marina Yogi Supardi. Pada Jumat (21/1/2022) siang, akun Instagram @gphpaundrakarna1 menuliskan komentar panjang dalam postingan berita yang diunggah di akun @solopos_com.

Baca Juga: Bhre Disebut Calon Terkuat MN X, Begini Komentar Panjang Lebar Paundra

Akun yang terkonfirmasi milik GPH Paundrakarna tersebut mengomentari berita tentang Bhre dan statemen Lilik. Hal itu ditambahi dengan komentar akun @sukmawatisukarnoputri yang menyebutkan bahwa yang direstui oleh almarhum Soekarno dan Mangkunagoro VIII adalah GPH Paundrakarna.

GPH Paundrakarna merupakan anak pertama dari KGPAA Mangkunegara IX dan Sukmawati Soekarnoputri. Solopos.com sempat mengonfirmasi soal komentar akun @gphpaundrakarna1 di Instagram tersebut kepada Paundra maupun Lilik. Namun, keduanya tidak membalas pesan Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya