SOLOPOS.COM - Pemandangan bagian depan Pasar Sumberlawang Sragen, Selasa (1/9/2020). (Solopos.com-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Beroperasinya Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor I Jurusan Terminal Tirtonadi Solo-Terminal Pariwisata Sangiran-Terminal Sumberlawang diharapkan menjadi tuah bagi Pasar Sumberlawang Sragen.

Lurah Pasar Sumberlawang, Joko Supriyanto, menyambut baik beroperasinya BRT Trans Jateng mulai Selasa (1/9/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saking antusiasnya dengan beroperasinya BRT Trans Jateng, Joko sempat mengabadikan foto sejumlah bus yang menunggu datangnya penumpang di Terminal Sumberlawang.

Pendaftaran Bantuan UMKM Rp2,4 Juta di Klaten Dibuka Lagi hingga Kamis (10/9/2020)

Ia lalu mengunggah foto BRT Trans Jateng itu ke media sosial.

"Saya berharap teman-teman saya jadi tahu kalau sekarang Trans Jateng sudah beroperasi. Ini memudahkan warga datang ke Sumberlawang," ujar Joko Supriyanto saat ditemui wartawan di Pasar Sumberlawang, Selasa.

"Tentunya, kami berharap Pasar Sumberlawang mendapat berkah dari Trans Jateng. Harapannya, pasar menjadi lebih ramai dikunjungi sehingga membawa dampak positif bagi pedagang," tambah dia.

31 Halte Dibangun di Jalur Bus Trans Jateng Solo - Sumberlawang

Pembangunan Pasar Sumberlawang yang menelan anggaran Rp14,8 miliar pada 2017 lalu membuat pasar tradisional itu terlihat lebih megah.

Dikemas Lebih Modern

Sebelum dibangun, kondisi pasar cukup memprihatinkan karena becek dan rusak di sana-sini.

Meski berstatus pasar tradisional, Pasar Sumberlawang dikemas lebih modern. Saat pasar tradisional lain dibangun satu lantai, Pasar Sumberlawang ini dibangun dua lantai pada lahan seluas sekitar 4.900 meter persegi.

Pasar Sumberlawang dihuni total 600 pedagang baik pedagang kios, pedagang los maupun oprokan. Khusus pedagang toko kelontong dan bumbu dapur menempati kios dan los di lantai I. Sementara khusus pedagang sepatu dan pakaian menempati lantai II.

Hari Ini Dalam Sejarah: 2 September 1666, Kebakaran Besar London Terjadi

Setelah dua tahun menempati bangunan baru, sebagian pedagang justru merindukan suasana jual beli di pasar lama. Meski bangunan pasar lama terkesan kumuh, para pedagang merasa betah lantaran dagangan mereka diserbu pembeli.

“Dulu depan kios saya itu jadi tempat lalu lalang pengunjung. Mereka yang awalnya tidak berniat membeli pakaian, begitu melihat dagangan saya bisa langsung tertarik untuk membeli. Sekarang kalau tidak benar-benar ingin membeli pakaian, pengunjung tidak akan datang ke lantai II,” keluh Tiyem, 58, salah seorang pedagang pakaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya