SOLOPOS.COM - Ilustrasi penembakan (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, MAKASSAR — Berebut wanita idaman lain (WIL), Kepala Satpol PP Makassar Iqbal Asnan tega membunuh pesaingnya dalam asmara yang juga sesama PNS, Najamuddin Sewang.

Aksi pembunuhan itu sudah direncanakan sejak 2020 namun baru bisa terealisasi pada Minggu (3/4/2022) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak bergerak sendiri, Iqbal Asnan dibantu empat orang, salah satunya seorang anggota Polri berinisial SL.

Najamuddin Sewang yang baru usai mengatur lalu lintas tewas setelah diterjang peluru dari pistol SL di Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar.

Yang mengagetkan, pistol yang dipakai mengeksekusi korban diperoleh dari membeli secara online dari jaringan teroris.

Baca Juga: Berebut Pacar Dua Pelajar Duel

“Pistol jenis revolver itu dibeli secara online (daring) oleh tersangka dan ternyata belinya sama jaringan teroris,” kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol. Budhi Haryanto saat merilis pengungkapan kasus penembakan di Makassar, Sulsel, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Senin (18/4/2022).

Menurut Kapolrestabes, hasil uji forensik di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Cabang Makassar menyebutkan pistol tersebut bukan rakitan melainkan senjata pabrikan. Begitu juga dengan proyektil berkaliber 33 dan 38.

Saat kejadian, tiga butir peluru ditembakkan pelaku dan selongsong pelurunya sudah disita. Demikian halnya dengan peluru utuh yang berjumlah 53 butir, termasuk senjata jenis pistol revolver tersebut.

“Setelah didalami tempat mendapatkan senjatanya, pelaku mengaku membeli secara online. Setelah ditelusuri, ternyata itu adalah jaringan teroris. Ini sementara didalami lagi,” katanya.

Baca Juga: Sebar Foto Bugil Wanita Idaman Lain, Anggota DPR Malang Dilaporkan ke Polisi

Meski demikian, Kapolrestabes enggan memerinci jaringan teroris. Dalam hal ini, pihaknya terus mendalami jaringan tersebut.

Dalam perkara itu, polisi telah menetapkan lima orang tersangka yang masing-masing berinisial Iqbal Asnan, SU, CA, AS, dan SL.

Iqbal Asnan bertindak sebagai otak dari pembunuhan dibantu empat orang lainnya sebagai perencana dan eksekutor.

Polisi telah memeriksa 25 orang saksi serta memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) di 10 titik, baik di sepanjang Jalan Danau Tanjung Bunga maupun Jalan Metro.

Kapolrestabes mengatakan perencanaan pembunuhan terhadap pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Makassar Najamuddin Sewang itu dimulai sejak 2020.

Baca Juga: Heboh Satpol PP Nonbar Cewek Cantik Dihukum Squad Gara-Gara Tak Pakai Masker

“Berdasarkan pengakuan tersangka, perencanaan ini sejak tahun 2020 dan baru terlaksana sekarang,” ujarnya.

Ia mengatakan, percobaan pembunuhan pernah dilakukan Iqbal Asnan pada 2020 namun gagal dan baru bisa merealisasikan niatnya itu pada Minggu (3/4/2022) pagi, di Jalan Danau Tanjung Bunga sekitar Masjid Cheng Ho, pukul 10.00 WITA.

Kombes Budhi Haryanto menyatakan, perencanaan pembunuhan pada tahun 2020 dengan menyuruh seseorang untuk melemparkan sesuatu ke rumah korban. Namun pada saat itu gagal.

Gagalnya pembunuhan di tahun itu, kata dia, dan semakin tingginya angka kasus COVID-19 kemudian tertunda hingga akhirnya dilaksanakan di awal puasa Ramadan 1443 Hijriah tersebut.

“Katanya sih melemparkan sesuatu ke rumah korban tapi gagal dan baru sekarang ini berhasil setelah direncanakan dengan matang,” ujarnya.

Baca Juga: Satpol PP di Makassar diminta pakai pistol air

Budhi Haryanto menerangkan, motif pembunuhan terhadap Najamuddin Sewang karena terbakar api cemburu. Korban diketahui Iqbal Asnan mendekati kekasih gelapnya yang juga salah seorang pejabat eselon IV di Dishub Makassar berinisial R.



Menurut dia, baik korban, pelaku, dan wanita yang diperebutkan itu, pernah satu kantor dengan korban di Dishub Makassar.

Tersangka Iqbal Asnan pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub Makassar pada 2018 dan kemudian dimutasi dan dilantik menjadi Kepala Satpol PP Makassar pada 2021.

“Ini cinta segitiga, hubungan terlarang. Perencanaan pembunuhan di tahun 2020 dan baru sekarang terealisasi. Itu semua karena terbakar api cemburu,” katanya.

Baca Juga: Demi Anak-Istri, Kepala Satpol PP Sumenep Ancam Bunuh Anggota

Sebelumnya, pihak kepolisian sempat menyatakan meninggalnya korban sebagai kasus kecelakaan lalu lintas tunggal karena adanya serangan jantung. Begitu juga ketika dibawa ke rumah sakit terdekat.

Namun saat jenazah tiba di rumah dan akan dimandikan, pihak keluarga menemukan lubang seperti bekas tembakan pada bagian ketiak kiri hingga akhirnya jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

Dua jam setelah autopsi, tim dokter kepolisian RS Bhayangkara berhasil mengangkat proyektil yang bersarang di dalam paru-paru korban yang juga sebagai penyebab kematian karena paru-paru bocor akibat tertembus peluru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya