SOLOPOS.COM - Produk olahan ramen instan dari So Ramen yang berasal dari Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar. (Istimewa)

Solopos.com,WONOGIRI–Makanan ramen atau mi kuah Jepang tidak hanya bisa dinikmati di kedai atau restoran. Pengusaha kuliner asal Karanganyar, Luthfi Hidayat, 31, mengembangkan bisnis ramen instan yang bisa dinikmati di mana saja.

Luthfi Hidayat merupakan satu dari 50 peserta UMKM Virtual Expo 2021. Event yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Solo bekerja sama dengan Solopos Media Group itu menyasar UMKM Soloraya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Usaha yang diberi nama So Ramen Instan itu mulai dirintis sejak 2019, hasil pengembangan bisnis ramen biasa yang sudah ia geluti sejak 2010. Pengelolaan ramen instan itu berada di Banjarejo RT 002/RW 001, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar.

Baca Juga: Tawarkan Kartu Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Palsu, Dua Pemuda di Klaten Ditangkap

Istri Luthfi Hidayat, yang juga menjadi Manager Produksi So Ramen, Reisthya Nida Dusturia Wirawan, 30, mengatakan suaminya itu mendirikan So Ramen sejak masih kuliah semester lima di ISI Solo, sekitar 2020. Saat itu Luthfi berjualan menggunakan gerobak di pinggir jalan kawasan Taman Satwa Taru Jurug Solo.

“Sempat bangkrut dan alhamdulillah pada 2011 bangkit lagi dengan membuka kedai di gang sempit kawasan Manahan, Solo. Saat itu merupakan kedai ramen satu-satunya di Solo. Ada sepuluh varian rasa,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (12/8/2021).

Karena pelanggan semakin banyak dan ramai, pada 2013 kedai pindah di Jl. K. S. Tubun No. 22 Manahan, Solo. Pada 2015 Luthfi pergi ke Singapura dan sempat foto shoot So Ramen di sana. Dari situ banyak orang yang menanyakan So Ramen.

Baca Juga: Jelang HUT ke-76 RI, UNS Solo Kukuhkan Lima Guru Besar

 

Pemasaran

Menurut dia, yang menanyakan itu para pelanggan So Ramen yang saat itu sudah pindah dari Solo, bahkan ada juga yang pindah keluar negeri. Mereka minta ingin merasakan Ramen olahan dari So Ramen.

“Sejak saat itu mulai berpikir membuat ramen instan. Kami melakukan uji coba selama empat tahun. Pada 2019 bari ketemu formulanya. Prosesnya cukup lama, mulai dari eksperimen mi kering dan bumbu,” ungkap dia.

Meski demikian, kedai So Ramen masih tetap buka hingga saat ini. Kini ada dua kedai, selain di Manahan, Solo, So Ramen hadir di Kemiri, Kota Salatiga. Sementara itu, ramen instan mulai diluncurkan pada akhir 2020.

Baca Juga: Warga Solo Kecele Vaksin Habis, Gibran Minta Maaf

Setelah di-launching, pemasaran dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari sistem online dan menitipkan produk ke toko oleh-oleh di Karanganyar dan Solo. Namun, selama penerapan PPKM, usahanya terdampak. Banyak toko oleh-oleh yang tutup. Sehingga penjualan ramen instan hanya dilakukan secara online.

“Jualnya bisa lewat Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan endorse selebgram. Sekarang lewat itu saja. Banyak yang dikirim ke Jepang dan Taiwan. Sesuai visi kami, bisa tersebar ke seluruh Indonesia. Rencana ke depan mau rekrut sales dan cari reseller,” ujar dia.

Ramen instan di So Ramen, kata Tya, ada varian kuah dan goreng. Namun di setiap varian itu ada tiga level cabai. Level pertama ada satu bumbu cabai sebanyak satu sendok makan. Level kedua pedasnya lima kali lipat dari level pertama. Level tiga pedasnya 25 kali lipat dari level pertama.

Baca Juga: Paryanto Meninggal Dunia, Marsono Gantikan Posisi Ketua DPRD Boyolali

Harga So Ramen

Pada kondisi normal, pihaknya bisa memproduksi ramen instan sebanyak dua karton dalam satu hari, setiap karton berisi 36 bungkus. Satu bungkus diberi harga Rp20.000 hingga Rp25.000. Di dalamnya sudah ada toping sosis, bakso ikan, kepiting, kriuk pangsit dan lain-lain.

“Saat normal omzetnya Rp3juta-Rp5 juta per bulan. Kalau yang instan ini kan produk baru, mungkin banyak yang belum agak kenal. Selama PPKM ini omzet menurun, satu hari hanya produksi satu karton,” kata dia.

Tya mengatakan program UMKM Virtual Expo 2021 sangat berpengaruh dalam pengembangan usaha barunya itu. Terutama di bidang pengembangan usaha UMKM secara online, pengelolaan keungan dan manajemen hingga akhirnya bisa masuk ke pasae yang lebih besar dan retail.

Baca Juga: 186 ASN Sragen Penyintas Covid-19 Jalani Skrining Donor Plasma Konvalesen

“Pasti ada menfaatnya. Misalnya dalam penjualan lewat Shopee, awalnya belum tahu pendaftaran ekspor, sekatang sudah tahu. Sistem star seller, promo dan sejenisnya menjadi lebih paham. Sehingga bisa mendukung usaha kami ke depan,” kata Tya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya